JAKARTA. Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) sedang menekan ketidaksesuaian (mismatch) antara iuran dengan pelayanan kesehatan. Targetnya, selisih iuran dan klaim semula diprediksi mencapai Rp 6 triliun tahun ini, akan ditekan menjadi sekitar Rp 1,5 triliun. Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris mengatakan, pemasukan BPJS Kesehatan terdiri dua komponen, yaitu iuran peserta dan bujet pemerintah lewat Kementerian Keuangan. Kalau pemasukan hanya dari iuran, missmatch cukup besar. Jurang selisih iuran dan klaim itu dapat ditekan lantaran suntikan dana dari Kementerian Keuangan, plus hasil investasi BPJS Kesehatan dan dana talangan dari aset BPJS Kesehatan. "Pemasukan BPJS kalau hanya dari iuran, tidak ada kesesuaian. Pemerintah selalu berkomitmen menyuntikkan dana tambahan," jelas Fahmi, akhir pekan lalu.
BPJS Kesehatan terus tekan selisih iuran dan klaim
JAKARTA. Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) sedang menekan ketidaksesuaian (mismatch) antara iuran dengan pelayanan kesehatan. Targetnya, selisih iuran dan klaim semula diprediksi mencapai Rp 6 triliun tahun ini, akan ditekan menjadi sekitar Rp 1,5 triliun. Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris mengatakan, pemasukan BPJS Kesehatan terdiri dua komponen, yaitu iuran peserta dan bujet pemerintah lewat Kementerian Keuangan. Kalau pemasukan hanya dari iuran, missmatch cukup besar. Jurang selisih iuran dan klaim itu dapat ditekan lantaran suntikan dana dari Kementerian Keuangan, plus hasil investasi BPJS Kesehatan dan dana talangan dari aset BPJS Kesehatan. "Pemasukan BPJS kalau hanya dari iuran, tidak ada kesesuaian. Pemerintah selalu berkomitmen menyuntikkan dana tambahan," jelas Fahmi, akhir pekan lalu.