BPJS Ketenagakerjaan berhati-hati melakukan investasi langsung



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan akan berhati-hati untuk menginvestasikan pengelolaan dana kepesertaan pada invetasi langsung.

Deputi Direktur Bidang Humas dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh mengatakan, proses investasi langsung memang dilakukan secara berhati-hati karena risiko yang ditanggung cukup besar.

“Karena risiko yang ditanggung besar, antara lain mempersiapkan exit strategy yang tepat. Hal ini yang menyebabkan investasi BPJS Ketenagakerjaan belum meningkat selama ini,” kata Utoh kepada Kontan.co.id, Selasa (10/7).


Seperti diketahui, sejak tahun 2016, porsi investasi BPJS Ketenagakerjaan ke investasi langsung hanya 1%. Sebagian besar portofolio investasi masih mengandalkan instrumen surat utang, saham, deposito dan reksadana.

Namun, dengan kecilnya nilai investasi di instrumen investasi langsung, ia belum bisa memastikan portofolio itu akan tetap sama atau meningkat hingga akhir tahun 2018. “Saya harus melihat perkembangannya seperti apa. Nanti saya akan tanyakan ke Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan lebih dulu,” ungkapnya.

Adapun investasi langsung yang dilakukan perseroan yaitu berupa investasi di sektor keuangan di Bank Syariah Bukopin. Namun, karena terganjal aturan maka BPJS Ketenagakerjaan berencana melepas sahamnya di lembaga keuangan tersebut.

Selain itu, ada investasi langsung berbentuk properti dan penyertaan landmark atau Taman. Salah satu contohnya, penyewaan menara Jamsostek.

Sekedar informasi, BPJS Ketenagakerjaan mengantongi hasil investasi Rp 13,24 triliun hingga bulan Mei 2018. Jumlah itu naik 17,68% dari periode yang sama di tahun lalu yakni Rp 11,25 triliun.

Hasil investasi ini dialokasikan ke sejumlah instrumen investasi yakni surat utang 61%, saham 19%, deposito 9%, reksadana 10% dan sisanya investasi langsung. Dari penempatan portofolio investasi tersebut, perusahaan bisa mencatat rasio imbal hasil atau yield on investmen (YOI) sebesar 9,86%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia