BPJS Ketenagakerjaan incar 25 juta peserta aktif



YOGYAKARTA. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menargetkan jumlah kepesertaan aktif tahun 2017 mencapai 25,2 juta orang. Jumlah ini lebih tinggi 11,5% dari kepesertaan tahun lalu yang sebanyak 22,6 juta peserta aktif.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengatakan, untuk mencapai target kepesertaan tahun ini, BPJS Ketenagakerjaan melakukan beberapa strategi. Antara lain, meningkatkan kerjasama Service Point Office (SPO) dengan perbankan untuk pelayanan, dan memperbanyak kerjasama co-marketing dengan perusahaan mitra BPJS Ketenagakerjaan.

Selain itu, mengoptimalkan BPJSTK mobile dan meningkatkan kepesertaan dari pekerja rentan melalui program gerakan nasional peduli perlindungan pekerja rentan (Lingkaran) dan optimalisasi program Perisai.


"Kami optimistis, dengan kerja keras serta kolaborasi yang lebih baik dengan berbagai pihak, dan didukung kondisi perekonomian tahun 2017 yang semakin baik, kami akan mampu mencapai target kepesertaan aktif lebih dari 25 juta orang pada tahun ini," jelas Agus, Rabu (18/1).

Dengan target kepesertaan itu, tahun ini BPJS Ketenagakerjaan menargetkan iuran mencapai Rp 55,37 triliun, naik 14% dari pencapaian tahun 2016 sebesar Rp 48,53 triliun. Sementara itu, dana kelolaan tahun ini ditargetkan mencapai Rp 297 triliun naik 14% dari tahun 2016.

Catatan saja, pada tahun 2016 dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan sebesar Rp 260,54 triliun dengan tingkat imbal hasil investasi (return) mencapai 9,43%.

Memperkuat perisai

Catatan saja, hingga akhir 2016, jumlah SPO BPJS Ketenagakerjaan mencapai 2.309 di seluruh Indonesia. Sementara itu, perolehan peserta dari program gerakan nasional Lingkaran sebanyak 2.309 peserta dan 2.723 peserta dari pilot project program Perisai yang kini digelar di Yogyakarta dan Jember selama dua bulan.

Rencananya, tahun ini BPJS Ketenagakerjaan akan menambah cakupan program Perisai di 11 kota. Sedangkan jumlah merchant yang bekerjasama co-marketing sebanyak 411 merchant.

Untuk kepesertaan, Agus bilang, pada tahun lalu kepesertaan sektor bukan penerima upah (BPU) mencapai 1,37 juta peserta, naik 378% ketimbang tahun 2015. Sementara itu, hingga akhir Desember 2016 BPJS Ketenagakerjaan membayarkan manfaat pada peserta sebesar Rp 20,06 triliun. "Klaim terbesar berasal dari Jaminan Hari Tua (JHT) Rp 18,6 triliun dari 2,2 juta kasus sebagai dampak regulasi yang membuka peluang pencairan karena pemutusan hubungan kerja PHK) atau resign. Namun secara keseluruhan claim ratio kami masih sangat terkendali," tambah Agus.

Tahun ini, kata Agus BPJS Ketenagakerjaan akan terus berupaya untuk mewujudkan perlindungan menyeluruh bagi pekerja secara bertahap. Caranya dengan mengoptimalkan inisiatif strategis yang telah dijalankan guna mendorong peningkatan kepesertaan.

"Termasuk pengembangan manfaat tambahan seperti perumahan. Kami juga akan meningkatkan kerjasama dengan lembaga terkait, termasuk untuk mengevaluasi besaran iuran jaminan pensiun", ujar Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia