KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi ekonomi global saat ini telah memberikan dampak negatif terhadap stabilitas ekonomi di beberapa negara berkembang, seperti Indonesia. Hal ini terlihat dari menurunnya nilai rupiah terhadap dollar Amerika dan turut menyeret pasar saham di Indonesia, sehingga cenderung melemah di akhir-akhir ini. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, yang mengantongi Rp 333 triliun untuk diinvestasikan, melihat pelemahan pasar di dalam negeri sebagai momentum baik untuk membeli saham.
Seperti diutarakan Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan Amran Nasution bahwa kondisi pasar saat ini layaknya dua sisi mata uang yang berbeda, tergantung bagaimana masyarakat sebagai investor menyikapinya. “Kondisi pasar yang sedang lesu saat ini dipengaruhi oleh banyaknya investor yang keluar dari bursa saham nasional. Namun, kami justru melihat ini sebagai peluang yang baik,” kata Amran dalam rilis, Kamis (6/9). Menurutnya, kondisi saham per hari ini sudah mulai menunjukan pergerakan ke arah positif di sebagian besar sektor saham. Kondisi fundamental Indonesia masih sangat baik, terlihat dari pertumbuhan ekonomi mencapai 5,27%, inflasi masih terjaga di kisaran 3,2%, cadangan devisa masih aman di US$ 118 miliar dan peringkat surat utang negara dikategorikan Investment Grade. “Momen seperti ini bisa dimanfaatkan untuk membeli barang bagus dengan harga yang murah. Tentunya dengan memastikan terlebih dahulu kondisi fundamental emiten,” tambahnya. Terhitung bulan Juli 2018, BPJS Ketenagakerjaan mencatatkan kinerja investasi cukup baik, dengan dana kelolaan mencapai Rp 333 triliun dan peningkatan hasil investasi sebesar 13,8% atau mencapai Rp 17 triliun.
Adapun aset alokasi investasi dari BPJS Ketenagakerjaan antara lain 62% penempatan pada surat utang, 18,5% penempatan di saham, 8,5% pada deposito, 10% pada reksadana dan 1% pada investasi Langsung. “Sudah saatnya kita sebagai warga negara Indonesia yang baik, agar memberikan sentimen positif dan kontribusi yang baik kepada negara. Sebagai investor, ayo kita dukung pasar dalam negeri dengan masuk ke pasar saham saat ini. Dengan cara seperti ini, pasar Indonesia akan bangkit dan kembali normal,” pungkas Amran. Seperti diketahui, sentimen pasar global telah menyebabkan pelemahan perekonomian dalam negeri, di antaranya dipengaruhi perang dagang antara Amerika dengan Tiongkok, selain itu juga dipengaruhi neraca impor Indonesia yang tinggi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia