JAKARTA. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menerbitkan aturan tentang tata cara pemberian, persyaratan dan jenis manfaat layanan tambahan dalam Program Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan. Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 35/2016 tersebut, BPJS Ketenagakerjaan mempunyai tanggungjawab baru, yakni membantu memberikan kemudahan akses kepemilikan perumahan pada pekerja. Kemudahan tersebut masuk dalam skema Pembiayaan Uang Muka Perumahan (PUMP), Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Pembiayaan Renovasi Perumahan (PRP). Aturan itu ditandatangani oleh Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri pada 5 Desember 2016. Menurut Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar, kebijakan ini sebenarnya sudah ada di era Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Namun sejak bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan, skema ini dihapuskan.
BPJS Ketenagakerjaan siapkan perumahan
JAKARTA. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menerbitkan aturan tentang tata cara pemberian, persyaratan dan jenis manfaat layanan tambahan dalam Program Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan. Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 35/2016 tersebut, BPJS Ketenagakerjaan mempunyai tanggungjawab baru, yakni membantu memberikan kemudahan akses kepemilikan perumahan pada pekerja. Kemudahan tersebut masuk dalam skema Pembiayaan Uang Muka Perumahan (PUMP), Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Pembiayaan Renovasi Perumahan (PRP). Aturan itu ditandatangani oleh Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri pada 5 Desember 2016. Menurut Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar, kebijakan ini sebenarnya sudah ada di era Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Namun sejak bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan, skema ini dihapuskan.