BPJT ingin tak ada lagi kendaraan overload lewat jalan tol



KONTAN.CO.ID - SERANG. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menginginkan ke depan tidak ada lagi kendaraan overload yang lewat jalan tol. Hal ini untuk menjaga agar jalan tol tidak cepat rusak akibat beban yang tak sesuai.

Herry Trisaputra Zuna, Kepala BPJT menyampaikan hal tersebut di sela-sela sambutannya dalam acara Peresmian Simpang Susun Cikande Jalan Tol Tangerang-Merak. Salah satu cara mengaturnya adalah dengan memasang alat pengukur berat kendaraan di gardu tol.

Penerapan teknologi weight in motion (WIM) di depan gardu tol akan mampu memonitor berat kendaraan sebelum masuk ke tol. Sebab, selama ini yang menjadi penyebab rusaknya jalan tol adalah banyaknya kendaraan overloading yang melintasi jalan tol.


"Jalan tol ke depan tidak ada lagi (kendaraan) yang overloading sehingga semua akan baik bagi kita semua," ujarnya di Serang, Rabu (2/5).

Bila terdeteksi ada kendaraan yang overload melanggar tonase maka operator jalan tol dapat mengeluarkan kendaraan. Apalagi berdasarkan PP No.15 tahun 2005, operator memiliki hak untuk mengeluarkan kendaraan yang melanggar tonase di gerbang tol terdekat.

Salah satu operator yang sudah mengimplementasikan pengukur berat kendaraan atau WIM adalah PT Marga Mandalasakti (MMS). Namun operator Jalan Tol Jakarta-Merak tersebut saat ini belum mengimplementasikan teknologi tersebut di seluruh gerbang tol miliknya.

"Kami pasang WIM ini di gerbang tol Cilegon Barat, Cilegon Timur, Serang Barat dan Cikande. Kami juga akan kembangkan alat ini di gerbang-gerbang tol lainnya sehingga kami bisa merawat dan operasikan jalan tol yang kami miliki dengan baik," tambah Kris Ade Sudiyono, Presiden Direktur PT Marga Mandalasakti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat