KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR sedang mempersiapkan tender tujuh ruas jalan tol tahun ini. Dua diantaranya ditargetkan akan mulai masuk tender mulai Februari hingga April 2018 yaitu Semarang-Demak dan lelang operasi dan pemeliharaan tol Jembatan Suramadu. Kepala Panitia Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol BPJT Eka Pria Anas mengatakan, dari tujuh jalan tol yang ada di
pipeline BPJT, hanya persiapan tender kedua jalan tol tersebut yang berjalan cukup cepat. Semarang-Demak memang masih ada kendala karena harus melalui tanggul laut kota Semarang sehingga ada beberapa kilometer yang harus dibangun di atas tanggul. "Ini masih menunggu penghitungan biaya konstruksi dan lokasi yang tepat sehingga amdal juga masih dalam proses. Kemungkinan tender akan dimulai pada Mareta atau April," kata Eka kepada Kontan.co.id, Senin (22/1).
Eka menambahkan, jembatan Suramadu bulan ini atau Februari sudah mulai karena hanya lelang operasi dan pemeliharaan jalan tol saja setelah masa kontrak dengan PT Jasa Marga Tbk berakhir. Eka bilang, pelaksanaan tender masih tinggal menunggu hasil penelitiaan yang dilakukan oleh Asia Development Bank (ADB) dan Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk perbaikan jalan tol tersebut. Hitungan awal BPJT, pemeliharaan tol sepanjang 5,4 km tersebut membutuhkan investasi sekitar Rp 200 miliar. Adapun tol Semarang-Demak akan terbentang sepanjang 25,25 km. Perkiraan awal BPJT, proyek ini hanya menelan investasi sekitar Rp 7,7 triliun. Tapi karena dibangun di atas tanggul kota, maka investasinya akan membengkak cukup besar dari perkiraan tersebut. Sementara progres persiapan tender lima tol lain masih cukup lambat. Kelimanya adalah tol Lingkar Timur Surabaya sepanjang 23 km dengan perkiraan investasi Rp 5,63 triliun, tol Semanan-Balaraja sepanjang 31,67 km dengan investasi Rp 10,3 triliun, Kamal-Teluknaga-Rajeg sepanjang 38,6 km dengan investasi Rp 17,47 triliun, Jogja-Bawen sepanjang 71,56 km dengan investasi Rp 12,14 triliun dan tol Samarinda-Bontang 94 km dengan investasi Rp 13,4 triliun. Eka mengatakan, persiapan tender tol Samarinda-Bontang masih kajian awal dan Jogja-Bawen masih dalam proses penetapan trase bersama dengan pemerintah daerah setempat. Sementara Semanan-Balaraja dan Kamal-Teluknaga-Rajeg masih menunggu hasil amdal dan penlog dimana kedua tol ini merupakan proyek prakarsa. Semanan-Balaraja adalah proyek prakarsa PT Delta Mega Persada dan Kamal-Teluknaga-Rajeg diprakarsai oleh PT Duta Graha Karya. Kementerian PUPR telah menyetujui dokumen prakasa kedua tol itu pada 28 September 2017. Eka bilang, pihaknya memberikan waktu maksimal delapan bulan bagi pemrakarsa untuk melengkapi dokumen untuk masuk ke proses tender. Sebetulnya di luar dua tol prakarsa tersebut, ada tujuh tol prakarsa lagi yang sudah disetujui BPJT namun belum bisa diperkirakan apakah akan bisa mulai masuk proses lelang tahun ini. Tol tersebut diantaranya Cikunir-Karawaci yang diprakarsai oleh PT Eart Investment Indonesia dan disetujui pada April 2017, tol Tomang-Bandara Soetta yang diinisiasi Jasa Marga dan disetujui pada 30 Mei 2017, serta akses Patimban diprakarsai Korsorsium Jasa Marga yang disetujui pada 2 November 2017. Kemudian, tol Sentul Selatan -Karawang dan tol Bogor-Serpong via Parung yang diprakarsai PT Pama Persada Nusantara telah disetujui pada 28 September 2017. Terakhir, tol Gede Bage-Taksimalaya-Cilacap yang diprakarsai PT Daya Manunggal Turangga telah disetujui pada Desember 2017.
Eka menambahkan, kemungkinan tender jalan tol baru tahun 2018 akan lebih lambat. Pasalnya, BPJT akan lebih menfokuskan diri untuk menyelesaikan jalan tol yang sudah terkontrak saat ini."Di Trans Sumatra juga masih banyak yang harus dikerjakan, begitu juga di Trans Jawa. Jadi tahun ini akan lebih banyak fokus menyelesaikan itu dulu," kata Eka. Adapun salah satu perusahaan jalan tol yang masih akan terus melanjutkan ekpansi bisnis tahun ini adalah PT Astra Infra. Perusahaan Astra Group ini menargetkan bisa menguasai 500 kilometer (km) jalan tol hingga tahun 2020. Saat ini, Astra Infra telah memiliki konsensi di enam ruas jalan tol dengan total panjang mencapai 353 km. Hingga tahun 2020, perusahaan ini masih harus mengincar sekitar 150 km lagi untuk mencapai target yang suda dipatok. Untuk mencapai target tersebut, Astra Infra akan terus mengincar ruas-ruas baru. "Untuk mencapai target itu, kami bisa lewat akuisisi maupun ikut tender tol baru," kata Direktur Astra Infra Toll Road, Wiwiek D Santoso. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati