BPJT Sebut Implementasi MLFF Dilakukan Tahun 2023 atau 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR menyebut bahwa saat ini proyek pengembangan sistem tol nirsentuh melalui teknologi Multi Lane Free Flow (MLFF) masih dalam proses pengembangan.

Kepala BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit menyampaikan, pemberlakuan penuh implementasi MLFF pada ruas tol di Indonesia akan dilaksanakan pada tahun 2023 atau 2024. Hal ini setelah melalui serangkaian uji coba dan masa transisi. “Artinya, implementasi MLFF tidak akan secara serentak dilakukan pada seluruh ruas jalan tol,” kata dia, Selasa (1/11).

Tahap uji coba dan masa transisi tersebut akan terus dievaluasi berdasarkan tingkat keberhasilan sistem MLFF sebelum melangkah ke tahap selanjutnya. Dalam catatan Kontan, BPJT menargetkan uji coba tol nirsentuh MLFF pada awal tahun depan.


Baca Juga: Lewat MLFF, Bayar Jalan Tol Nantinya Pakai Dompet Digital, Kartu Kredit dan Debit

Danang melanjutkan, terdapat 6 ruas tol yang akan dipakai untuk uji coba teknologi MLFF. Di antaranya adalah ruas tol Bali Mandara, Jagorawi, Jakarta-Cikampek, tol Dalam Kota Jakarta, Tol JORR (termasuk Ulujami-Pondok Aren-Serpong), dan Balikpapan-Samarinda.

Nantinya, tahapan awal implementasi teknologi MLFF dimulai dengan masa transisi pada sejumlah ruas tol Tanah Air yang disebutkan tadi. “Sebagian gardu pada tiap gerbang tol masih dapat menggunakan kartu tol elektronik,” imbuh Danang.

Dalam berita sebelumnya, BPJT pernah menyebut bahwa penerapan sistem tol nirsentuh berbasis MLFF dapat memungkinkan dua hal. Pertama, pembayaran transaksi tarif jalan tol dilakukan tanpa melakukan transaksi di pintu masuk jalan tol. Kedua, pembayaran jalan tol bisa dilakukan sebelum berangkat.

Penerapan sistem tol nirsentuh MLFF akan membuat pembayaran tarif tol lebih efisien karena dapat mengurangi antrean di pintu masuk jalan tol. Berdasarkan studi World Bank, kemacetan yang terjadi di jalan Indonesia diperkirakan menyebabkan kerugian mencapai Rp 56 triliun per tahun.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 8% kerugian atau sekitar Rp 4,4 triliun berasal dari kemacetan di jalan tol yang salah satunya terkait dengan kemacetan saat transaksi pembayaran atau tapping di gate jalan tol.

Baca Juga: Pembayaran Tol dengan MLFF Bisa Menggerus Bisnis Uang Elektronik Berbasis Kartu

Sistem tol nirsentuh MLFF akan menggunakan teknologi digital Global Navigation Satellite System (GNSS) yang memungkinkan perjalanan pengguna jalan tol dapat diketahui GPS di smartphone.

Aplikasi yang akan digunakan dalam penerapan teknologi MLFF adalah CANTAS. Setelah MLFF mulai diterapkan, pengguna jalan tol harus mengunduh CANTAS pada smartphone masing-masing untuk kemudian melakukan registrasi kendaraan beserta data diri serta melakukan pilihan pembayaran pada aplikasi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .