JAKARTA. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengadakan kerjasama dengan badan pemeriksa dari empat negara Eropa Timur, yaitu Norwegia, Rusia, Polandia, dan Cekoslovakia untuk audit di sektor publik. Keempat negara tersebut sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan BPK, Rabu lalu dan segera melakukan audit pararel.Audit pararel tersebut ditujukan pada bidang-bidang tertentu di lingkup sektor publik. Misalnya, dengan Rusia, Polandia, dan Cekoslovakia, BPK akan mengaudit pengadaan senjata. Sementara dengan Norwegia audit akan dilakukan dalam bidang lingkungan hidup terkait perubahan iklimglobal."Pemilihan bidang kerjasama tersebut disesuaikan dengan kepentingan dan kesepakatan antar kedua negara," kata Pejabat Biro Humas dan kerjasama luar negeri, Dwita Pradana usai rapat paripurna BPK dengan Dewan Perwakilan Daerah, Kamis (13/11).Kerjasama dengan Rusia sebenarnya sudah dimulai sejak kunjungan Vladimir Putin ke Indonesia pada awal September lalu. Menurut Dwita, audit pararel pengadaan senjata itu merupakan kelanjutan dari MoU yang sudah ditandatangani sebelumnya."Masing-masing negara melakukan audit internal, misalnya tentang impor untuk pengadaansenjata dan hasilnya kita sharing bersama," katanya.Kerjasama audit tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengadaan senjata di kedua negara. Audit serupa juga akan dilakukan di dua negara lain, yaitu Polandia dan Cekoslovakia. Bisa dimungkinkan Indonesia bekerja sama di ketiga negara tersebut untuk pengadaan senjata. Kerjasama di bidang senjata juga kebanyakan dengan negara Eropa.Sementara Norwegiia, tertarik untuk bekerjasama dengan Indonesia di bidang lingkungan hidup. Dwita menjelaskan, Norwegia tertarik dengan isu perubahan iklim global dimana Indonesia aktif dalam UNFCC. "BPK Norwegia mengapresiasi audit BPK tentang deforestrasi, perhutanan,"katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BPK Jalin Kerjasama Dengan Empat Negara Eropa
JAKARTA. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengadakan kerjasama dengan badan pemeriksa dari empat negara Eropa Timur, yaitu Norwegia, Rusia, Polandia, dan Cekoslovakia untuk audit di sektor publik. Keempat negara tersebut sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan BPK, Rabu lalu dan segera melakukan audit pararel.Audit pararel tersebut ditujukan pada bidang-bidang tertentu di lingkup sektor publik. Misalnya, dengan Rusia, Polandia, dan Cekoslovakia, BPK akan mengaudit pengadaan senjata. Sementara dengan Norwegia audit akan dilakukan dalam bidang lingkungan hidup terkait perubahan iklimglobal."Pemilihan bidang kerjasama tersebut disesuaikan dengan kepentingan dan kesepakatan antar kedua negara," kata Pejabat Biro Humas dan kerjasama luar negeri, Dwita Pradana usai rapat paripurna BPK dengan Dewan Perwakilan Daerah, Kamis (13/11).Kerjasama dengan Rusia sebenarnya sudah dimulai sejak kunjungan Vladimir Putin ke Indonesia pada awal September lalu. Menurut Dwita, audit pararel pengadaan senjata itu merupakan kelanjutan dari MoU yang sudah ditandatangani sebelumnya."Masing-masing negara melakukan audit internal, misalnya tentang impor untuk pengadaansenjata dan hasilnya kita sharing bersama," katanya.Kerjasama audit tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengadaan senjata di kedua negara. Audit serupa juga akan dilakukan di dua negara lain, yaitu Polandia dan Cekoslovakia. Bisa dimungkinkan Indonesia bekerja sama di ketiga negara tersebut untuk pengadaan senjata. Kerjasama di bidang senjata juga kebanyakan dengan negara Eropa.Sementara Norwegiia, tertarik untuk bekerjasama dengan Indonesia di bidang lingkungan hidup. Dwita menjelaskan, Norwegia tertarik dengan isu perubahan iklim global dimana Indonesia aktif dalam UNFCC. "BPK Norwegia mengapresiasi audit BPK tentang deforestrasi, perhutanan,"katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News