KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Budi Prijono menilai praktik tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan (governance, risk, and compliance/GRC) di Indonesia masih menghadapi tantangan besar. BPK menemukan adanya kelemahan sistemik mulai dari proses perencanaan dan penganggaran yang belum berbasis kinerja, hingga lemahnya pengendalian internal atas risiko dan kepatuhan dalam pengadaan dan pengelolaan aset. “Hal ini dengan ditandai minimnya partisipasi swasta, regulasi yang kurang adaptif, rendahnya transparansi di BUMN dan proyek kerjasama pemerintah dengan badan usaha KPPU serta lemahnya integrasi kebijakan di wilayah rawan bencana,” terang Budi dalam Risk & Governance Summit (RGS) 2025, Selasa (19/8/2025).
BPK Soroti Kelemahan Sistemik dalam Praktik GRC di Indonesia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Budi Prijono menilai praktik tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan (governance, risk, and compliance/GRC) di Indonesia masih menghadapi tantangan besar. BPK menemukan adanya kelemahan sistemik mulai dari proses perencanaan dan penganggaran yang belum berbasis kinerja, hingga lemahnya pengendalian internal atas risiko dan kepatuhan dalam pengadaan dan pengelolaan aset. “Hal ini dengan ditandai minimnya partisipasi swasta, regulasi yang kurang adaptif, rendahnya transparansi di BUMN dan proyek kerjasama pemerintah dengan badan usaha KPPU serta lemahnya integrasi kebijakan di wilayah rawan bencana,” terang Budi dalam Risk & Governance Summit (RGS) 2025, Selasa (19/8/2025).