JAKARTA. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menemukan banyaknya pemborosan dalam pemanfaatan uang negara di beberapa pos belanja pemerintah. Pemborosan tersebut kata Kepala BPKP Mardiasmo, ditemukan saat lembaganya bersama Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) mengaudit audit keseluruhan proses bisnis di sejumlah kementerian dan lembaga. Anggaran kementerian yang dianggap boros ada di empat pos belanja pemerintah, salah satunya anggaran rapat dan konsinyering. "Dari audit itu memang ditemukan adanya anggaran yang bisa dihemat dalam jumlah besar," kata Mardiasmo kepada KONTAN, pekan lalu. Anggaran rapat di sejumlah kementerian dan lembaga pemerintah memang cukup besar. Berdasarkan temuan dari Tim Transisi Jokowi- JK dari Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 saja jumlah alokasi anggaran yang disediakan untuk belanja tersebut mencapai Rp 18,1 triliun. Dari jumlah itu menurut Deputi Tim Transisi Hasto Kristiyanto, rapat dalam kota mencapai Rp 6,25 triliun dan rapat luar kota Rp 11, 9 triliun.
BPKP: Biaya rapat dan konsiyering PNS paling boros
JAKARTA. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menemukan banyaknya pemborosan dalam pemanfaatan uang negara di beberapa pos belanja pemerintah. Pemborosan tersebut kata Kepala BPKP Mardiasmo, ditemukan saat lembaganya bersama Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) mengaudit audit keseluruhan proses bisnis di sejumlah kementerian dan lembaga. Anggaran kementerian yang dianggap boros ada di empat pos belanja pemerintah, salah satunya anggaran rapat dan konsinyering. "Dari audit itu memang ditemukan adanya anggaran yang bisa dihemat dalam jumlah besar," kata Mardiasmo kepada KONTAN, pekan lalu. Anggaran rapat di sejumlah kementerian dan lembaga pemerintah memang cukup besar. Berdasarkan temuan dari Tim Transisi Jokowi- JK dari Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 saja jumlah alokasi anggaran yang disediakan untuk belanja tersebut mencapai Rp 18,1 triliun. Dari jumlah itu menurut Deputi Tim Transisi Hasto Kristiyanto, rapat dalam kota mencapai Rp 6,25 triliun dan rapat luar kota Rp 11, 9 triliun.