JAKARTA. Menteri Agraria dan Tata Ruang atau Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Ferry Mursyidan Baldan mencanangkan pemetaan tanah hak komunal pada sembilan wilayah adat di Kabupaten Jayapura. Kesembilan wilayah adat tersebut yakni Sentani Buyakha, Moy, Tepra-Yewana Yosu, Yokari, Djouw-Wary, Imbi Numbay, Oktim, Demutru, dan Elseng. "Kami ingin menegaskan, bagaimana Kabupaten Jayapura menjadi ruang hidup bagi masyarakat adat. Tidak boleh lagi ada tindakan yang tidak berkesesuaian dengan ruang hidup dan kebudayaan masyarakat adat," ujar Ferry menutup rangkaian kegiatan Festival Danau Sentani (FDS) ke IX di kawasan wisata Khalkhote, Sentani Timur, Papua, Kamis (23/6) malam.
Ferry menuturkan, saat ini pemerintah berupaya hadir untuk memberi pengakuan seluruh ruang bagi masyarakat adat Papua. Dalam hal ini, tidak boleh ada lagi masyarakat adat di Papua yang terusik dari tanah kelahirannya. Tanah tersebut meliputi seluruh ruang, gunung, pantai, dan lain sebagainya yang dimiliki masyarakat adat papua. "Siapa pun yang ingin memanfaatkan, mengembangkan, harus ada pengakuan bahwa di dalamnya ada masyarakat adat," jelas Ferry. Atas adanya pengakuan tanah hak komunal di tanah Papua, tambah dia, tidak perlu ada pengusiran ataupun relokasi masyarakat adat di wilayah yang mendapat julukan "surga kecil yang jatuh ke bumi" itu. Pasalnya, pengakuan kehidupan yang sudah ada terlebih dahulu harus diutamakan di tanah Papua. Ferry juga mengatakan, jika negara tidak hadir, Papua bisa menjadi "neraka" karena timbul perpecahan akibat hak atas tanah. Senada dengan Ferry, Ketua Dewan Adat se-Jayapura, Papua, Daniel Toto, menjelaskan, dalam pencanangan pemetaan tanah hak komunal pada sembilan wilayah masyarakat adat Papua, seluruh tokoh adat juga meminta upaya penguatan terhadap masyarakat adat dari pemerintah. Sementara itu, FDS sendiri merupakan festival pariwisata tahunan yang diadakan di sekitar Danau Sentani. Festival tersebut mulai diselenggarakan sejak 2007 dan telah menjadi event tahunan dan masuk dalam kalendar pariwisata utama. FDS kali ini digelar mulai 19 sampai 23 Juni 2016 dan banyak diikuti oleh turis mancanegara maupun turis lokal. Festival diisi dengan tarian-tarian adat di atas perahu, tarian perang khas Papua, upacara adat seperti penobatan Ondoafi, dan sajian berbagai kuliner khas Papua.
Tiga agenda pokok FDS, selain karnaval nusantara di antaranya adalah pergelaran budaya, pameran barang seni Papua, dan tur wisata. Karnaval Festival Danau Sentani diikuti seluruh paguyuban di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura. Dari masing-masing paguyuban baik dari luar Papua maupun di Papua sendiri yang turut serta dalam pergelaran tersebut menampilkan budaya tradisional, seperti tari-tarian tradisional yang diiringi lagu daerah. (Penulis: Arimbi Ramadhiani) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan