KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean, mempertanyakan data lembaga survei yang menyebutkan elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dari pasangan Prabowo-Sandiaga. Menurut Ferdinand, hasil survei tersebut berbeda dengan survei internal BPN yang menunjukkan keunggulan Prabowo. Ia juga mempertanyakan sumber dana lembaga-lembaga survei tersebut yang hampir setiap minggu menunjukkan unggulnya elektabilitas Jokowi. Hal itu disampaikan Ferdinand menanggapi hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menyatakan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,9% dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 32,1%.
"Ini pun kan jadi pertanyaan bagi kami. Siapa yang membiayai mereka dan apa visi mereka. Untuk bisa dipercaya, lembaga survei ini sebetulnya kami minta membuka
row data surveinya, data mentahnya," kata Ferdinand saat dihubungi, Senin (11/3). "Dan kedua membuka siapa yang membiayai survei tersebut supaya kami melihat dan mempunyai alasan apakah harus percaya kepada survei tersebut atau tidak," lanjut politisi Demokrat tersebut. Oleh karena itu, kata Ferdinand, BPN hanya berpegang pada survei internal dalam menentukan langkah apa yang akan diambil terkait strategi kampanye. Ferdinand mengklaim bahwa hasil survei internal BPN menunjukkan hasil yang berbeda dengan sejumlah lembaga survei yang menyebut Jokowi lebih unggul dari Prabowo. Namun, Ferdinand tak mempermasalahkan jika ada masyarakat yang memercayai lembaga survei yang menyatakan Jokowi unggul dari Prabowo. "Jadi kami melakukan survei internal sendiri. Nah itu yang kami pegang. Terkait dengan survei-survei yang lain, mohon maaf kami menyatakan untuk saat ini kami minus
trust ya. Tidak ada kepercayaan sama sekali terhadap hasil-hasil yang dirilis tersebut," lanjutnya. Hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa elektabilitas calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin lebih tinggi ketimbang pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. "Ini temuan yang signifikan, nyata dan jelas meyakinkan bahwa calon yang satu lebih unggul atas calon lain," ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani dalam jumpa pers di kantor SMRC Jakarta, Minggu (10/3). SMRC melakukan survei kepada 1.426 responden yang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Peneliti menanyakan, seandainya pemilu dilakukan sekarang, siapa pasangan capres dan cawapres yang akan dipilih. Hasilnya, 54,9% memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf. Sementara pemilih pasangan Prabowo-Sandi sebesar 32,1%. Kemudian, sebanyak 13,0 persen menyatakan tidak tahu atau merahasiakan pilihannya. "Selisih keduanya sekitar 23% bila pilpres dilakukan saat survei," kata Deni.
Pengumpulan data dalam survei ini berlangsung pada 24-31 Januari 2019. Penelitian ini menggunakan metode
multistage random sampling, dengan melibatkan 1.426 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka. Adapun margin of error dalam penelitian ini lebih kurang 2,65%. (Rakhmat Nur Hakim) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "
BPN Pertanyakan Sumber Dana Lembaga Survei yang Sebut Jokowi Unggul" Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi