JAKARTA. Langkah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan daftar produk yang diduga tercemar susu bemelamin dari China, rupanya membuat produsen kesal. Produsen menilai tindakan BPOM tiga hari lalu itu adalah sepihak dan tidak didahului proses konfirmasi.Sekretaris Jenderal Gabungan Produsen Makanan dan Minuman (Gapmmi) Franky SIbarani menyarankan BPOM untuk konfirmasi dulu, sebelum membuat pengumuman ke publik. "Kalau banyak pabriknya yang tutup kan malah merisaukan masyarakat risau. Produsen pun rugi," katanya, Jumat (26/9).Protes pengusaha ini tak membuat BPOM merasa bersalah. Menurut Kepala BPOM Husniah Thamrin Akib, untuk merilis informasi ke publik, BPOM tak perlu memberitahukan lebih dulu kepada para produsen. Ia beralasan, izin mengedarkan dan izin impor para produsen masih berada di tangannya, dan karena itu berhak atas pengumuman tersebut. "Buat apa, kan kita punya izinnya," Kaya Husniah, dengan nada bertanya. Menurut Husniah kesalahan berada di pundak para produsen yang melakukan impor atau mengedarkan produk tersebut. "Kalau izinnya masih berlaku, ada dugaan mereka masih melakukan kegiatan tersebut," paparnya. Direktur Indoeskrim Irsan Yazid membenarkan jika ia tidak mencabut izin impor dan edar produk bernama Indoeskrim Meiji Gold Monas sejak tahun 2000. Namun, seharusnya BPOM telah mencabut izin perusahaannya lantaran masa berlakunya sudah habis. "Izin yang kita miliki berlaku lima tahun sejak 1998," tegasnya. Kepala Hubungan Masyarakat PT Nestle Indonesia Brata T Hardjosubroto juga mengatakan hal senada. Menurutnya, ia tidak mencabut izin impor dan edar yang ia dapatkan pada 2003 terhadap produk Nestle Nesvita Materna dan Milkmaid. "Kita baru cabut setelah ada kasus ini," ungkapnya. Husniah menegaskan uji laboratorium terhadap beberapa produk yang diduga mengandung melamin ini diharapkan selesai Jumat ini (26/9) dan akan diumumkan pada Senin (29/9). "Semoga sesuai dengan target yang diharapkan," katanya. Namun, Husniah menegaskan, produk makanan dan minuman yang produksinya di Indonesia masih aman dan tidak mengandung melamin. Ia tak mau menjamin untuk produk yang diimpor.Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian (Depperin) Benny Wachjudi membenarkan jika produk yang telah diproduksi di dalam negeri masih aman. Pasalnya, berdasarkan data Depperin impor susu dari China sejak Januari-Mei 2008 telah turun tinggal 7 kilogram (Kg). "Nilainya saja tinggal US$ 9," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News BPOM dan Produsen Saling Tuding
Oleh: Abdul Wahid Fauzie
Jumat, 26 September 2008 17:04 WIB