KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggagas penerapan barcode dua dimensi untuk meningkatkan efektifitas pengawasan obat dan pangan olahan. Saat ini, gagasan tersebut sudah masuk dalam rancangan Peraturan Kepala (Perka) BPOM sejak 9 Januari 2018. Dikutip dari draf rancangan Perka, Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan, pengawasan obat dan pangan olahan merupakan salah satu agenda reformasi pembangunan nasional bidang kesehatan. Apalagi, masih ditemukannya obat palsu dan pangan olahan yang tidak memenuhi syarat sehingga dapat mengancam kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan yang serius. "Pengawasan berupa inspeksi secara rutin, pelibatan peran stakeholder, serta peningkatan kesadaran masyarakat melalui komunikasi, informasi dan edukasi, dirasa belum cukup," tulis Penny seperti dikutip, Kamis (22/2).
BPOM gagas penerapan barcode dua dimensi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggagas penerapan barcode dua dimensi untuk meningkatkan efektifitas pengawasan obat dan pangan olahan. Saat ini, gagasan tersebut sudah masuk dalam rancangan Peraturan Kepala (Perka) BPOM sejak 9 Januari 2018. Dikutip dari draf rancangan Perka, Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan, pengawasan obat dan pangan olahan merupakan salah satu agenda reformasi pembangunan nasional bidang kesehatan. Apalagi, masih ditemukannya obat palsu dan pangan olahan yang tidak memenuhi syarat sehingga dapat mengancam kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan yang serius. "Pengawasan berupa inspeksi secara rutin, pelibatan peran stakeholder, serta peningkatan kesadaran masyarakat melalui komunikasi, informasi dan edukasi, dirasa belum cukup," tulis Penny seperti dikutip, Kamis (22/2).