BPOM: PT Biotis jadi perusahaan kedua di Indonesia yang produksi vaksin bagi manusia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi menyerahkan pemberian cara produksi obat yang baik (CPOB) fasilitas fill and finish vaksin Covid-19 kepada PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia.

Hal tersebut menjadi langkah pengawalan BPOM dalam pengembangan vaksin COVID-19 yaitu vaksin Merah Putih, yang dilakukan sejak tahap awal oleh peneliti Indonesia.

Kepala BPOM Penny K. Lukito menyebut, Biotis Pharmaceuticals Indonesia menjadi perusahaan kedua setelah Bio Farma yang mampu memproduksi vaksin bagi manusia di Indonesia. Serta perusahaan swasta pertama yang memproduksi vaksin bagi manusia di Indonesia.


"PT Biotis merupakan industri farmasi produsen vaksin manusia kedua di Indonesia setelah PT Biofarma itu adalah satu sejarah yang harus kita banggakan. Tentunya untuk memberi inspirasi kedepan betul-betul kapasitas industri farmasi vaksin di Indonesia akan semakin besar," kata Penny dalam konferensi pers penyerahan sertifikat CPOB kepada PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia, Rabu (18/8).

Baca Juga: Indonesia datangkan lagi 5 juta dosis vaksin Sinovac siap pakai

Lebih lanjut, dengan pemberian sertifikat CPOB yang diberikan ini maka secara paralel akan disiapkan fasilitas up stream sampai dengan down stream. BPOM memastikan akan terus mendampingi dari setiap tahap pengembangan vaksin merah putih yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga hingga diproduksi oleh PT Biotis.

Direktur Utama PT Biotis FX Sudirman mengatakan, menjawab tantangan terhadap kemandirian bangsa dalam menghadapi pandemi, PT Biotis hadir sebagai produsen vaksin manusia swasta pertama di Indonesia.

"Bersama Universitas Airlangga kami berpacu dengan waktu untuk menghasilkan vaksin merah putih dengan standar internasional untuk melengkapi kebutuhan vaksin Indonesia dan bahkan kebutuhan dunia nantinya," jelasnya.

Jika sebelumnya pengembangan suatu vaksin membutuhkan waktu hingga 10 tahun, dengan adanya pandemi Covid-19 industri farmasi dan peneliti dituntut dapat mempercepat pengembangan vaksin dalam waktu singkat. Namun akselerasi tersebut tentunya harus tetap sesuai dengan kaidah dan standar internasional dalam pengembangan obat dan vaksin.

"Kami yakin dengan kerjasama dan solidaritas tinggi kami akan mencapai tujuan nasional yaitu memproduksi vaksin merah-putih dalam skala besar pada semester pertama tahun 2022," kata Sudirman.

Selanjutnya: Kawal pengembangan vaksin merah putih, BPOM akan berikan sertifikat CPOB ke Biotis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat