BPPT: Banyak tabung 3 kg tak sesuai SNI



JAKARTA. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) masih menemukan tabung elpiji ukuran 3 kg yang berkualitas rendah. Padahal, pemerintah sudah sudah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI).BPPT menilai banyaknya tabung berkualitas rendah karena penerapan SNI tidak sempurna. Ini terlihat saat pengujian terhadap tabung baru 3 kg dengan menggunakan katup standar dan regulator baru. BPPT menemukan masih sekitar 22% kebocoran pada sambungan regulator dan katup. Tak hanya itu, dalam kondisi terpasang pada katupnya, sumbu regulator juga tidak berada tepat pada sumbu katup. Namun, masih ada kemiringan sekitar 2,5 derajat.Tak hanya itu, BPPT juga menilai pengawasan standar operasional di Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE) juga tidak ketat. Sebab, SPPBE masih mendistribusikan tabung gas yang bocor.Kemudian, identitas tabung elpiji juga tidak lengkap. Sebab, tabung tersebut tidak disertai tanggal pengisian dari SPPBE setempat. Padahal, ini sangat penting untuk menyelediki bila terjadi kasus ledakan.Temuan BPPT ini disampaikan anggota Komisi VII DPR Sutan Sukarnotomo saat rapat kerja dengan Direktur Jenderal Industri Logam Mesin, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Surya Wirawan, Senin (3/10). Makanya, ia meminta pemerintah untuk memperbaiki kualitas SNI tersebut. "Kalau SNI-nya saja tidak sempurna, bukan tidak mungkin kasus ledakan tabung gas bakal terus berulang," kata Sutan.Putu Surya Wirawan mengakui hasil investigasi BPPT itu. Ia juga bilang, pihaknya memang tengah mengkaji untuk mengevaluasi seluruh SNI program konversi tersebut. "Kami pasti akan menyempurnakan SNI tersebut," kata Putu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can