KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan garam sebagai bahan baku industri semakin meningkat, namun produksi dalam negeri belum mampu memenuhinya sehingga harus mengimpor. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT Garam (Persero) bekerjasama untuk menekan ketergantungan impor garam. Adapun bentuk kerja sama adalah membangun pilot project pabrik garam untuk industri di Bipolo, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan konsep mengolah sumber daya air laut secara terintegrasi, dalam kawasan yang terintegrasi, sehingga nantinya dapat diperoleh berbagai komoditas produk antara lain garam industri, trace mineral, produk budidaya perikanan dan artemia. "Indonesia khusunya NTT, mempunyai peluang memproduksi garam industri dengan kualitas garam impor. Sering kali permasalahan lahan menghambat investasi produksi garam industri di NTT," ungkap Kepala BPPT Unggul Priyanto kepada Kontan.co.id melalui keterangan tertulis pada Senin (20/11).
BPPT dan PT Garam bangun pabrik garam di NTT
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan garam sebagai bahan baku industri semakin meningkat, namun produksi dalam negeri belum mampu memenuhinya sehingga harus mengimpor. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT Garam (Persero) bekerjasama untuk menekan ketergantungan impor garam. Adapun bentuk kerja sama adalah membangun pilot project pabrik garam untuk industri di Bipolo, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan konsep mengolah sumber daya air laut secara terintegrasi, dalam kawasan yang terintegrasi, sehingga nantinya dapat diperoleh berbagai komoditas produk antara lain garam industri, trace mineral, produk budidaya perikanan dan artemia. "Indonesia khusunya NTT, mempunyai peluang memproduksi garam industri dengan kualitas garam impor. Sering kali permasalahan lahan menghambat investasi produksi garam industri di NTT," ungkap Kepala BPPT Unggul Priyanto kepada Kontan.co.id melalui keterangan tertulis pada Senin (20/11).