BPPT rangkul GE kembangkan energi terbarukan



JAKARTA. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik dan melestarikan lingkungan, General Electric (GE) Energy menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam mengembangkan energi terbarukan. Keduanya mendukung target pemerintah untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan menjadi 17% pada 2025. Saat ini yang kontribusi energi terbarukan baru 3,4% dari total energi dalam negeri. Dalam penandatanghan nota kesepahaman (MoU) kerjasama yang dilakukan pertengahan minggu ini, GE dan BPPT sepakat untuk mempelajari isu penting yang bisa dimanfaatkan secara komersial sehingga mendukung perekonomian di Indonesia. Energi terbarukan yang akan dikembangkan antara lain pembangkit listrik tenaga angin, surya, panas bumi, biomassa, biogas, serta barubara yang lebih bersih.Kepala BBPT Marzan Iskandar mengatakan, seiring dengan pertumbumbuhan ekonomi, kebutuhan energi di Indonesia juga turut meningkat sekitar 7% per tahun. Untuk itu, pemerintah mendorong pengembangan energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut. GE dan BPPT menggelindingkan proyek Wind Hybrid Power Generation. Proyek ini didukung oleh United Nations Developement Programme (UNDP) dengan bantuan dari Global Environmentalo Fracility (GEF) yang bertujuan mengkomersilkan energi terbarukan itu. "Hal ini terutama untuk proyek pembangkit listrik hibrid bertenaga baru yang menggabungkan tenaga aingin dan tenaga lainnya seperti fotovoltaik, mikrohidro, gas alam, atau listrik diesel," lanjutnya.GE pun sudah melakukan studi pengukuran angin di Indonesia, mengumpulkan data tekait potensi tenaga angin di sejumlah wilayah di Indonesia. Ini dilakukan dalam rangka mendukung proyek pembangkit listrik tenaga angin berkapasitas lebih dari dari 80 megawatt (MW). "Proyek seperti WHYPGen akan membantu membentuk kerangka pasar yang tepat dalam mengimplementasikan aplikasi energi tenaga angin komersial," kata Gatot Prawira, Direktur GE Power & Water.Selain itu, ia memandang angin dan batubara bersih merupakan bagian penting bagi rencana pemerintah untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik sebesar 29 gigawatt dalam 10 tahun mendatang. Dengan tambahan 1,3 juta rumah tangga per tahun, Indonesia diharapkan bisa memenuhui pasokan listrik hingga 93% dari populasi pada 2025.Sekadar catatan, GE Co sudah mengembangkan divisi bisnis ramah lingkungan sejak tahun 2005. Sejak tahun itu hingga kini, GE sudah menggelontorkan duit US$ 5 miliar untuk mengembangkan energi terbarukan dan produk ramah lingkungan. Khusus tahun 2010, GE Co mengalokasikan bujet US$ 1,5 miliar untuk divisi ramah lingkungan. Dalam lima tahun ke depan, GE Co akan menginvestasikan US$ 10 miliar untuk divisi ramah lingkungan."Dengan investasi dan pertumbuhan pendapatan yang signifikan dari divisi ramah lingkungan, kami menargetkan konsumsi energi perusahaan kami dua kali lebih efisien di tahun 2015," ujar Jeffrey R Immelt, Presiden Direktur GE Co. Beberapa produk ramah lingkungan yang dikembangkan oleh GE ialah mesin GEnx yang diklaim lebih hemat bahan bakar 15% serta lokomotir Evolution Series yang hemat bahan bakar hingga 6%.Dengan perkembangan energi terbarukan, GE Co optimistik tahun ini pendapatan dari divisi ramah lingkungan bisa mencapai US$ 20 miliar, tumbuh 11,11% dibandingkan dengan pendapatan divisi ramah lingkungan tahun lalu yang sebesar US$ 18 miliar. Dari tahun 2005, total pendapatan divisi ramah lingkungan GE mencapai US$ 70 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: