BPR bisa ikut kliring melalui bank daerah



SURABAYA. Akhirnya, upaya memasukkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ke sistem kliring nasional kesampaian juga. Bank Indonesia (BI) meluncurkan proyek perdana (pilot project) ini di Jawa Timur, melibatkan Bank Jawa Timur (Jatim), selaku bank jangkar alias apex bank bagi 275 BPR di provinsi tersebut.

Sistem transfer kredit elektronik atau kliring ini sangat bermanfaat bagi BPR. Aktivitas pengiriman uang maupun transfer kredit ke bank-bank umum nasional menjadi lebih mudah. Selain itu, upaya ini bisa menaikkan citra BPR di mata nasabah. Keikutsertaan dalam kliring ini merupakan salah satu tonggak penting perjalanan BPR dalam memajukan industri perbankan.

Deputi Gubernur BI, Ronald Waas, menjelaskan pihaknya sudah mempersiapkan dan mengimplementasikan sistem ini secara bertahap mulai Juni kemarin. Selama kurun Juli – Agustus, pihaknya akan mematangkan konsep transfer kredit elektronik dan sistem teknologi informasi. Program ini bakal resmi berjalan pada Oktober mendatang.


Di tahap awal, baru 18 BPR yang siap kliring. Jumlah peserta bertambah dengan keterlibatan BPR lain yang berada dibawah “naungan” Bank Jatim. "Program ini diimplementasikan agar masyarakat kecil seperti nasabah BPR dapat berkirim uang dengan bank lain. Sebelumnya, hal semacam itu tidak ada," kata Ronald, Senin (9/7).BPD lain siap menyusul

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kredit BPR dan UMKM BI, Zainal Abidi, menambahkan ada beberapa BPD yang sudah mengantre untuk ikut memfasilitasi BPR dalam melakukan kliring.

Antara lain, BPD Jawa Tengah, Bank Nagari (Sumatera) Barat, Bank Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) serta Bank Kalimantan Selatan. "Setelah peluncuran sistem transfer kredit elektronik pada Oktober mendatang, BPD-BPD yang lain berguru kepada Bank Jatim," kata Zainal.

Selain memudahkan nasabah bertransaksi, layanan ini juga menjadi pijakan BPD dan BPR dalam menyediakan produk dan jasa bersama. Ini meningkatkan kemampuan

BPR dan BPD menjangkau nasabah. "Kami akan menyiapkan sistem dan sumber daya manusia untuk sistem transaksi transfer kredit ini," kata Direktur Utama Bank Jatim, Hadi Sukrioanto.

Bank daerah yang baru saja melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) ini merogoh kocek antara Rp 800 juta sampai Rp 1 miliar untuk membangun sistem kliring. Mereka berharap, dapat meningkatkan pendapatan komisi atau fee based income di atas 10% sepanjang tahun ini.

Hadi melanjutkan, aplikasi sistem ini menggunakan pengamanan dari sisi user, terdiri dari identitas (ID), password dan token, kemudian protokol SSL, akses firewall dan private certificate. Jaringan komunikasi (VPN) dan data menggunakan teknologi pengamanan terkini.

BI berharap, sistem kliring bisa menjadi sumber pendanaan baru bagi BPR sekaligus meningkatkan efisiensi. Sedangkan, bagi Bank Jatim sebagai apex bank memperoleh fee based income dari transaksi BPR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri