JAKARTA. Setelah bank umum, kini giliran Pegadaian yang menggencet BPR. Sejak masuk ke bisnis fidusia, Pegadaian memang tak kalah agresif menggarap pasar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang menjadi lahan garapan BPR. Direktur PT BPR Tapeuna Dana Depok, Sawaludin mengatakan, masuknya Pegadaian ke bisnis fidusia membuat persaingan semakin ketat. "Dengan masuk ke bisnis fidusia, pegadaian sudah berlaku seperti bank dengan memberikan kredit tanpa agunan fisik," ujar Sawaludin.Selain menambah ketat persaingan, Sawaludin khawatir masuknya Pegadaian ke bisnis fidusia membuat ledakan kredit di sektor mikro kurang terkontrol. "Apalagi dari awal Pegadaian memang tidak disiapkan main ke sektor ini," ucap Sawaludin.Padahal, menurut Sawaludin, menggarap sektor mikro tak bisa mengesampingkan prinsip kehati-hatian alias prudential. Belakangan ini, Pegadaan memang makin agresif mengucurkan kredit ke sektor mikro. Bahkan, pencapaian kredit Pegadaian secara keseluruhan ternyata sudah jauh meninggalkan BPR. Kredit Pegadaian per Desember 2009 sudah mendekati Rp 50 triliun. Sementara, BPR secara industri baru mendekati Rp 30 triliun. Kinerja yang cukup pesat itu ikut didukung jaringan gerai Pegadaian yang terus bertambah. Hingga akhir 2009 gerai Pegadaian sudah 3.200 unit. Selain itu, Pegadaian juga memiliki prosedur dan layanan penyaluran kredit yang cepat dan sederhana.Havid VebriCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BPR dan Pegadaian Bersaing Biayai UMKM
JAKARTA. Setelah bank umum, kini giliran Pegadaian yang menggencet BPR. Sejak masuk ke bisnis fidusia, Pegadaian memang tak kalah agresif menggarap pasar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang menjadi lahan garapan BPR. Direktur PT BPR Tapeuna Dana Depok, Sawaludin mengatakan, masuknya Pegadaian ke bisnis fidusia membuat persaingan semakin ketat. "Dengan masuk ke bisnis fidusia, pegadaian sudah berlaku seperti bank dengan memberikan kredit tanpa agunan fisik," ujar Sawaludin.Selain menambah ketat persaingan, Sawaludin khawatir masuknya Pegadaian ke bisnis fidusia membuat ledakan kredit di sektor mikro kurang terkontrol. "Apalagi dari awal Pegadaian memang tidak disiapkan main ke sektor ini," ucap Sawaludin.Padahal, menurut Sawaludin, menggarap sektor mikro tak bisa mengesampingkan prinsip kehati-hatian alias prudential. Belakangan ini, Pegadaan memang makin agresif mengucurkan kredit ke sektor mikro. Bahkan, pencapaian kredit Pegadaian secara keseluruhan ternyata sudah jauh meninggalkan BPR. Kredit Pegadaian per Desember 2009 sudah mendekati Rp 50 triliun. Sementara, BPR secara industri baru mendekati Rp 30 triliun. Kinerja yang cukup pesat itu ikut didukung jaringan gerai Pegadaian yang terus bertambah. Hingga akhir 2009 gerai Pegadaian sudah 3.200 unit. Selain itu, Pegadaian juga memiliki prosedur dan layanan penyaluran kredit yang cepat dan sederhana.Havid VebriCek Berita dan Artikel yang lain di Google News