JAKARTA. Bank perkreditan rakyat (BPR) tampaknya harus mulai mengembangkan teknologi informasi (TI) dalam sistem perbankan. Kalau tidak, BPR akan semakin jauh tertinggal dari bank umum. Rektor Institut Perbanas, Marsudi Wahyu Kisworo, mengatakan BPR memang memiliki keunggulan dibandingkan bank umum. Biasanya, BPR memiliki rasio biaya operasional dibanding pendapatan operasional (BOPO) yang lebih rendah ketimbang bank umum. Maklum, organisasi BPR jauh lebih kecil sehingga lebih efisien. Namun, BPR memiliki dua kelemahan. Pertama, penggunaan TI di BPR masih lemah. Kedua, strategi pemasaran dan komunikasi BPR juga kurang kuat. "Umumnya karena basis pelayanan BPR masih bersifat lokal, sehingga mengabaikan perlunya promosi yang lebih profesional dan penyempurnaan teknologi," kata Marsudi.
BPR harus mengembangkan TI
JAKARTA. Bank perkreditan rakyat (BPR) tampaknya harus mulai mengembangkan teknologi informasi (TI) dalam sistem perbankan. Kalau tidak, BPR akan semakin jauh tertinggal dari bank umum. Rektor Institut Perbanas, Marsudi Wahyu Kisworo, mengatakan BPR memang memiliki keunggulan dibandingkan bank umum. Biasanya, BPR memiliki rasio biaya operasional dibanding pendapatan operasional (BOPO) yang lebih rendah ketimbang bank umum. Maklum, organisasi BPR jauh lebih kecil sehingga lebih efisien. Namun, BPR memiliki dua kelemahan. Pertama, penggunaan TI di BPR masih lemah. Kedua, strategi pemasaran dan komunikasi BPR juga kurang kuat. "Umumnya karena basis pelayanan BPR masih bersifat lokal, sehingga mengabaikan perlunya promosi yang lebih profesional dan penyempurnaan teknologi," kata Marsudi.