JAKARTA. BPR kini bersiap untuk menawarkan banccasurance untuk mencegah nasabah BPR kabur. Pasalnya, setelah BI rate, naik menjadi 9%, bank umum ikut menaikkan bunga simpanan. Akibatnya, bunga di BPR tak kompetitif lagi. BPR yang telah menyiapkan layanan tabungan campur asuransi adalah BPR Brata Bakti Sejahtera di Cinere Jawa Barat. Mereka akan mengembangkan bancassurance bersama BPR lain mulai September. "Konsep layanan asuransi di BPR akan kami sosialisasikan secara massal melalui asosiasi di akhir tahun,” kata Direktur Utama BPR Brata Bhakti Sejahtera Tjuk Supiarto. Para pengelola BPR harus memutar otak karena saat ini bank umum mulai merambah pasar kredit wong cilik, yang selama ini dikuasai BPR. Terutama untuk menjaga agar nasabah tidak kabur. Ketua Umum Perhimpunan BPR Indonesia (Perbarindo) pun akan mendukung langkah ini. Pasalnya BPR tak punya modal cukup untuk memberi berbagai kenikmatan kepada nasabah misalnya berupa hadiah, atau layanan lain seperti transaksi perbankan. Kalau cuma nekat menaikkan suku bunga tabungan dan, suku bunga kredit, BPR sendiri yang bakal tekor. Kredit seret alias non performing loan (NPL) bakal menggelembung. Nah, dengan menawarkan tabungan berbalut investasi, nasabah akan menikmati imbal hasil yang lebih tinggi dari tabungan biasa. Pengelola BPR akan memberikan iming-iming, bonus layanan asuransi apakah untuk pendidikan anak atau asuransi kesehatan. "Andaikan ada nasabah BPR yang meninggal, pendidikan anaknya menjadi tak terbengkalai," lanjut Tjuk. BPR akan menanggung premi sekitar 0,6% ke perusahaan asuransi. Jadi, kalau nasabah BPR menerima bunga 5%, dia sebenarnya mendapat bunga setara dengan 5,6%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BPR Mulai menawarkan Banccasurance
JAKARTA. BPR kini bersiap untuk menawarkan banccasurance untuk mencegah nasabah BPR kabur. Pasalnya, setelah BI rate, naik menjadi 9%, bank umum ikut menaikkan bunga simpanan. Akibatnya, bunga di BPR tak kompetitif lagi. BPR yang telah menyiapkan layanan tabungan campur asuransi adalah BPR Brata Bakti Sejahtera di Cinere Jawa Barat. Mereka akan mengembangkan bancassurance bersama BPR lain mulai September. "Konsep layanan asuransi di BPR akan kami sosialisasikan secara massal melalui asosiasi di akhir tahun,” kata Direktur Utama BPR Brata Bhakti Sejahtera Tjuk Supiarto. Para pengelola BPR harus memutar otak karena saat ini bank umum mulai merambah pasar kredit wong cilik, yang selama ini dikuasai BPR. Terutama untuk menjaga agar nasabah tidak kabur. Ketua Umum Perhimpunan BPR Indonesia (Perbarindo) pun akan mendukung langkah ini. Pasalnya BPR tak punya modal cukup untuk memberi berbagai kenikmatan kepada nasabah misalnya berupa hadiah, atau layanan lain seperti transaksi perbankan. Kalau cuma nekat menaikkan suku bunga tabungan dan, suku bunga kredit, BPR sendiri yang bakal tekor. Kredit seret alias non performing loan (NPL) bakal menggelembung. Nah, dengan menawarkan tabungan berbalut investasi, nasabah akan menikmati imbal hasil yang lebih tinggi dari tabungan biasa. Pengelola BPR akan memberikan iming-iming, bonus layanan asuransi apakah untuk pendidikan anak atau asuransi kesehatan. "Andaikan ada nasabah BPR yang meninggal, pendidikan anaknya menjadi tak terbengkalai," lanjut Tjuk. BPR akan menanggung premi sekitar 0,6% ke perusahaan asuransi. Jadi, kalau nasabah BPR menerima bunga 5%, dia sebenarnya mendapat bunga setara dengan 5,6%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News