BPS: April masih terjadi inflasi



JAKARTA. Era deflasi sepertinya telah berakhir. Kenaikan sejumlah kelompok harga bahan bakar baik minyak (BBM) sebanyak dua kali pada bulan Maret ataupun gas elpiji memberi pukulan pada sejumlah kelompok pengeluaran masyarakat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,17% terjadi pada bulan Maret, setelah sebelumnya selama dua bulan pertama 2015 berturut-turut terjadi deflasi masing-masing 0,24% pada Januari dan 0,36% pada Februari. Inflasi tahunan tercatat naik menjadi 6,38% dari sebelumnya 6,29%. Kenaikan harga bensin menjadi pendongkrak utama inflasi. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan harga beras pada bulan April kemungkinan akan turun. Penurunan ini terindikasi dari harga gabah petani pada bulan Maret yang turun hingga 8,59%. Apalagi pada bulan April akan terjadi musim panen sehingga harga komoditas pertanian cenderung turun. Meskipun harga komoditas pangan turun, dampak dari kenaikan harga bensin masih akan terjadi di April terutama pada tarif angkutan. Harapannya, dampak kenaikan BBM bisa diimbangi dengan penurunan harga beras. "Sehingga mudah-mudahan (inflasi April) masih bisa di bawah 0,5%," terang Sasmito. Sebagai informasi, kenaikan harga yang ditimbulkan karena kenaikan harga minyak dan gas bisa di minimalisir dengan adanya deflasi pada kelompok bahan makanan sehingga Maret terjadi inflasi yang relatif tipis 0,17%. Sejumlah kelompok bahan makanan seperti cabai merah, telur ayam, daging ayam, dan ikan segar mengalami penurunan harga. Hanya beras yang masih mengalami kenaikan harga. Pasokan yang sedikit karena belum memasuki masa panen menyebabkan harga beras naik 2,24%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan