KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil long form sensus penduduk 2020 (LF SP2020) menunjukkan arus migrasi di Indonesia tidak hanya terpusat di Pulau Jawa. Namun, makin menyebar ke luar Pulau Jawa sampai saat ini, termasuk Kalimantan. Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Ateng Hartono menjelaskan hasil sensus penduduk 1971 hingga LF SP2020 mencatat telah terjadi pergeseran migrasi antarpulau di Indonesia sehingga tak lagi terpusat di Pulau Jawa. "Kami mencatat selama 5 dekade terakhir arus migrasi menyebar ke wilayah di luar Pulau Jawa dan Sumatera, khususnya menuju ke Pulau Kalimantan," kata dia di Menara Dana Reksa, Jakarta Pusat, Senin (30/1).
Baca Juga: Kisruh Data Beras, BPS Pastikan Stok Beras Surplus Berdasarkan hasil LF SP2020, kontribusi migrasi masuk seumur hidup menuju ke wilayah selain Pulau Jawa mencapai 49,98%. Sementara itu, arus migrasi seumur hidup keluar dari Pulau Jawa mencapai 61,25%. Hal itu menunjukkan bahwa migrasi keluar seumur hidup yang terjadi di Indonesia cenderung mengarah keluar dari Pulau Jawa. Salah satu wilayah yang dituju, yaitu Pulau Kalimantan. Hal itu berdasarkan hasil Long Form SP2020, yang mencatat Kalimantan Utara 32,22% menjadi salah satu dari tiga provinsi yang memiliki proporsi penduduk berstatus migran atau angka migrasi masuk seumur hidup terbesar. Terkait pendorong migrasi ke Pulau Kalimantan, Ateng menyebut, di antaranya ada perkembangan usaha pertanian. Selain itu, terdapat Ibu Kota Negara (IKN) yang mana berpeluang membuat migrasi pada Pulau Kalimantan akan makin tinggi ke depannya. Meskipun demikian, kata Ateng, Pulau Jawa sampai saat ini memang masih menjadi rumah utama bagi setengah penduduk di Indonesia sejak sensus 1971. "Berdasarkan hasil sensus penduduk 2020 sebanyak 56% penduduk berdomisili di Pulau Jawa dan menjadi pulau dengan tingkat paling padat," ucap dia. Di sisi lain, Ateng menyampaikan ada beberapa faktor penghambat arus migrasi di Indonesia, yakni daya tarik yang kurang, konektivitas terbatas, dan mahalnya biaya transportasi. Oleh karena itu, kata dia, perlu adanya akselerasi pembangunan baik di kawasan Timur Indonesia sehingga dapat menjadi magnet baru untuk menarik migran sehingga penyebaran penduduk bisa optimal. Selain itu, proses migrasi juga perlu dijaga keseimbangannya sehingga dapat berjalan dengan aman dan tidak memicu beberapa konflik yang terjadi pada wilayah tersebut.
Diharapkan juga masyarakat setempat bisa disiapkan dan diberdayakan sehingga mampu bersaing untuk skala nasional dan global. Sebagai informasi, long form merupakan lanjutan sensus penduduk 2020. Pendataannya dilakukan pada Mei-Juni 2022. Terdapat 78 ribu petugas lapangan yang menyasar 4,29 juta rumah tangga dan 268.000 blok sensus.
Baca Juga: Kecemasan Sri Mulyani: Banyak Warga yang Menua, Tapi Masih Miskin Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat