BPS Catat Inflasi Harga Bergejolak Picu Kenaikan Harga di Bulan Mei 2022



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Terjadi peningkatan harga (inflasi) pada bulan Mei 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada bulan laporan sebesar 0,40% month on month (mom) dan secara tahunan sebesar 3,5%% year on year (yoy). 

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, pendorong utama inflasi pada Mei 2022 datang dari komponen harga bergejolak.

“Bila dirinci dari komponen, andil terbesar dari harga bergejolak sebesar 0,16%,” tutur Margo dalam paparan terkait inflasi Mei 2022, Kamis (2/6) secara daring. 


Dengan sumbangan tersebut, komponen harga bergejolak mencatat inflasi sebesar 0,94% mom dan bila dibandingkan dengan April 2022, bahkan inflasi tahun ke tahun mencapai 6,05% yoy.

Pendorong inflasi komponen ini adalah peningkatan harga komoditas pangan, seperti telur ayam ras, bawang merah, serta daging sapi. 

Baca Juga: BPS Catat Inflasi pada Mei 2022 Sebesar 0,40%

Kemudian, pemberi andil terbesar kedua adalah komponen inti. Dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,15%, inflasi inti tercatat 0,23% mom dan secara tahunan sebesar 2,58% yoy. Pendorong inflasi komponen ini adalah ikan segar, nasi dengan lauk, serta roti manis. 

Penyumbang ketiga adalah harga diatur pemerintah. Dengan kontribusi sebesar 0,09%, inflasi harga diatur pemerintah tercatat 0,48% mom dan bila dibandingkan dengan Mei 2021, inflasi tercatat 4,83% yoy. Ini lebih disebabkan karena kenaikan tarif angkutan udara.

Margo bilang, rupanya terdapat peningkatan andil komponen harga diatur pemerintah bila dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Ini didorong oleh berbagai kebijakan pemerintah yang menyebabkan penyesuaian berbagai harga. 

Baca Juga: Bursa Asia Melemah Pada Perdagangan Kamis (2/6) Pagi

“Seperti, mengizinkan maskapai penerbangan melakukan penyesuaian biaya produksi untuk angkutan dalam negeri dan beberapa waktu lalu ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax sehingga andil komponen ini kemudian meningkat,” tandas Margo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli