BPS catat inflasi Januari 0,39%, berikut pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Januari 2020 sebesar 0,39% secara bulanan (month on month). Sementara itu, secara tahunan (year on year/yoy) inflasi Januari 2020 tercatat sebesar 2,68% yoy.

"Inflasi ini lebih disebabkan oleh harga-harga komoditas bergejolak," ujar Kepala BPS Suhariyanto, Senin (3/2) di Jakarta.

Bila dirinci, penyebab utama inflasi pada Januari adalah kenaikan harga cabai merah dengan andil 0,13%, cabai rawit dengan andil 0,05%, ikan segar dengan andil 0,04%, minyak goreng dengan andil 0,04%, beras dengan andil 0,03%, serta rokok kretek filter, rokok putih, dan rokok kretek yang masing-masing memberi andil 0,02% pada inflasi.


Baca Juga: BPS: Inflasi Januari sebesar 0,39%

Sementara itu, ada beberapa komoditas yang menahan laju inflasi karena mengalami penurunan harga, antara lain bensin dengan sumbangan pada deflasi sebesar 0,11%, tarif angkutan udara dengan andil 0,07%, daging ayam ras yang memberi andil 0,03%, dan telur ayam ras dengan andil 0,01%.

Penurunan tarif angkutan udara tersebut disebabkan oleh adanya penyesuaian tarif akibat masa liburan sekolah, Natal, dan Tahun Baru yang telah berakhir.  Sementara penurunan harga bensin disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang menurunkan harga Pertamax 92 dan Pertamax Turbo pada tanggal 5 Januari lalu.

Komponen inti pada Januari 2020 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,19%. Tingkat inflasi komponen inti pada tahun kalender Januari 2020 juga tercatat sebesar 0,19% sementara bila dibandingkan secara tahunan, tercatat 2,88% yoy.

Inflasi pada Januari 2020 yang tercatat sebesar 0,39% ini menorehkan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,33. Hasil ini didapat berdasarkan pantauan BPS terhadap 90 kota inflasi. Dari 90 kota tersebut, tercatat 79 kota yang mengalami inflasi dan 11 kota mengalami deflasi.

Baca Juga: Jelang pengumuman BPS, berikut prediksi BI dan para ekonom untuk inflasi Januari 2020

Inflasi tertinggi tercatat di Meulaboh dengan inflasi sebesar 1,44% mom, terutama disebabkan oleh kenaikan harga komoditas ikan-ikanan dan rokok kretek filter.

Sementara itu, dari 11 kota yang mengalami deflasi, deflasi tertinggi terjadi di kota Baubau dengan deflasi sebesar 1,39% dan terjadi karena adanya penurunan tarif angkutan udara yang signifikan dan penurunan harga komoditas ikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi