KONTAN.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Juli tahun ini mengalami defisit sebesar US$ 271,2 juta. Namun, defisit tersebut diperkirakan hanya bersifat sementara. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, neraca perdagangan Indonesia tahun 2014 mengalami defisit mencapai US$ 2,2 miliar dengan kombinasi surplus dan defisit di setiap bulannya. Hal itu dipengaruhi oleh harga komoditas yang jeblok. Namun, di tahun 2015, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus US$ 7,7 miliar. Dengan catatan, seluruh bulan mengalami surplus, kecuali November dan Desember mencatat defisit.
Di tahun 2016, neraca dagang mencatat surplus US$ 9,5 miliar dengan catatan seluruh bulan surplus. "Di tahun 2017, hampir seluruh bulan surplus di atas U$ 1 miliar. Baru saat ini defisit tipis dengan tren yang ada saya lihat ini temporer karena pergeseran-pergeseran," kata Suhariyanto, Selasa (15/8). Pergeseran yang dimaksud, yaitu di tahun ini Lebaran jatuh di bulan Juni sementara di tahun lalu lebaran jatuh di bulan Juli. Hal itu menyebabkan kenaikan baik ekspor maupun impor.