BPS: Gunung Agung tak signifikan turunkan turis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Status Gunung Agung di Bali yang masih awas diperkirakan akan mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) September. Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, dampak status awas pada Gunung Agung akan menurunkan jumlah kunjungan wisman, tetapi tidak signifikan.

Status itu disematkan pada Gunung Agung karena pada kemarin (1/10) terdapat 587 kali gempa vulkanik dalam, 306 kali gempa vulkanik dangkal, dan 32 kali gempa tektonik lokal.

Sementara jumlah kunjungan wisman yang melewati Bandara Ngurah Rai, Bali, di Agustus 2017 tercatat sebesar 599.827 kunjungan atau naik 1,45% dibanding bulan sebelumnya dan naik 36,97% year on year (YoY).


Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pihaknya masih perlu meneliti kunjungan wisman yang melalui Bandara itu di bulan September. Sebab, "kemarin ada beberapa yang di-cancel tapi kan sudah dibuka lagi kan. Jadi kami lihat lah semoga enggak banyak (dampaknya)," kata dia, Senin (2/10).

Meski demikian kata Suhariyanto, berkaca pada kejadian serupa sebelumnya, kunjungan wisman akan berkurang jika dampaknya terasa secara masif. Misalnya, sudah ada korban ataupun kerugian.

"Tergantung semasif apa bencananya. Kalau enggak masif sih enggak terlalu. Kan orang-orang pasti sudah dapat warning dari awal ya. Nanti kami lihat di Oktober," tambahnya.

Sementara itu, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memperkirakan, keadaan Gunung Agung akan berpengaruh besar terhadap jumlah kunjungan turis, baik asing maupun domestik. Apalagi, waktunya di akhir tahun.

"Biasanya puncak kenaikan jumlah wisatawan karena ada libur Natal dan tahun baru," kata Bhima.

Ia menyebut, rahun 2016 bulan November-Desember total jumlah wisatawan asing ke Bali mencapai 834.000 orang. Angka itu setara dengan 45% total wisatawan asing yang masuk ke Indonesia.

"Dengan status Gunung Agung, diprediksi angka wisatawan asing secara total akan mengalami penurunan cukup signifikan," kata Bhima lagi. Bahkan, ada potensi bisnis pariwisata yang hilang, terutama tahun 2018 mendatang ada pertemuan IMF-World Bank di Bali. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto