JAKARTA. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terhadap inflasi belum tentu setinggi prediksi banyak pengamat ekonomi, yang menyebut andilnya terhadap indeks harga konsumen bisa mencapai 2%. "Belum tentu juga naik 2 persen jika BBM naik November. Karena pada saat menaikkan, memang ada dampak tidak langsung yang besar. Sebab BBM ini digunakan banyak sektor, seperti pertanian dan transportasi. Tapi kalau suplai kebutuhan banyak, akan turun juga. Jadi seperti biasa ada yang mendorong ke atas, ada yang mendorong ke bawah," ungkap Suryamin ditemui usai membuka seminar dalam rangka Hari Statistik Nasional, di Jakarta, Jumat (19/9). Secara historis, catatan BPS menyebutkan inflasi pada September-November dalam beberapa tahun terakhir tidaklah mengkhawatirkan. Sebab, kata Suryamin, periode ini sudah melewati masa inflasi tinggi akibat puasa, lebaran, serta tahun ajaran baru.
BPS: Harga BBM naik, inflasi aman
JAKARTA. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terhadap inflasi belum tentu setinggi prediksi banyak pengamat ekonomi, yang menyebut andilnya terhadap indeks harga konsumen bisa mencapai 2%. "Belum tentu juga naik 2 persen jika BBM naik November. Karena pada saat menaikkan, memang ada dampak tidak langsung yang besar. Sebab BBM ini digunakan banyak sektor, seperti pertanian dan transportasi. Tapi kalau suplai kebutuhan banyak, akan turun juga. Jadi seperti biasa ada yang mendorong ke atas, ada yang mendorong ke bawah," ungkap Suryamin ditemui usai membuka seminar dalam rangka Hari Statistik Nasional, di Jakarta, Jumat (19/9). Secara historis, catatan BPS menyebutkan inflasi pada September-November dalam beberapa tahun terakhir tidaklah mengkhawatirkan. Sebab, kata Suryamin, periode ini sudah melewati masa inflasi tinggi akibat puasa, lebaran, serta tahun ajaran baru.