BPS: Harga beras turun, daya beli petani ikut tertekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga beras terus mengalami penurunan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan Mei 2019 beras menyumbang deflasi 0,02% secara bulanan (mom).

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan penurunan harga beras disebabkan oleh faktor musiman setelah panen raya sehingga stok beras masih cukup banyak. Dampaknya, nilai tukar petani (NTP) sektor pangan mengalami penurunan hingga 0,55% mom. Pun dengan nilai tukar usaha petani (NTUP) sektor pangan juga turun 0,21%.

"Harga padi turun karena harga gabah masih rendah jadi di satu sisi kita harus pikirkan panen raya harganya tidak jatuh untuk seimbang menguntungkan dua pihak," jelas Suhariyanto, Senin (10/6). 


NTP dan NTUP adalah salah satu indikator untuk melihat daya beli petani di pedesaan. Bedanya, NTP juga memperhitungkan pengeluaran petani untuk konsumsi selain untuk kegiatan produksi.

Mengutip data BPS, harga gabah kering panen (GKP) mengalami penurunan 0,02% mom, sementara beras di penggilingan dengan kualitas medium juga turun 0,02%. Sedangkan beras grosir dan eceran masing-masing turun 0,09% dan 0,45% mom.

Meskipun daya beli petani subsektor tanaman pangan turun, sebenarnya daya beli petani secara umum masih menunjukkan peningkatan. BPS mencatat NTP Mei 2019 naik 0,38% menjadi 102,61. Sedangkan NTUP naik 0,73% menjadi 111,94.

Kenaikan daya beli tersebut diikuti dengan tingkat inflasi di pedesaan yang tercatat 0,59% mom dengan kenaikan tertinggi pasca kelompok sandang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli