BPS: Harga Komoditas Unggulan RI Mengalami Penurunan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sejumlah harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global mulai mengalami penurunan pada Oktober 2022.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menyampaikan, beberapa harga komoditas yang mengalami penurunan tersebut diantaranya, harga komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan bijih besi pada Oktober 2022 kompak mengalami penurunan baik secara bulanan (month to month/MtM) maupun tahunan (year on year/YoY).

Harga CPO turun 2,24% mtm, sementara itu, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, harga CPO telah turun sedalam 32,15% YoY, dari US$ 1.310/metrik ton (mt) menjadi US$ 889/mt.


Harga bijih besi juga turun, baik secara bulanan sebesar 7,26%, maupun tahunan sebesar 24,69% dari US$ 122,9/dmtu pada Oktober 2021 menjadi US$ 92,6/dmtu pada Oktober 2022.

Baca Juga: BPS Catat Indeks Pembangunan Manusia RI Naik Jadi 72,91

“Kemudian komoditas unggulan lainnya seperti nikel dan gas alam harganya juga mengalami penurunan secara bulanan, namun masih lebih tinggi dibandingkan bulan yang sama tahun lalu,” tutur Setianto dalam Konferensi Pers, Selasa (15/11).

Harga nikel turun 3,25% MtM dan gas alam turun 27,61% MtM bila dibandingkan September 2022. Gas alam secara bulanan turun 27,61%, tetapi secara kalender tahunan masih menunjukkan peningkatan 2,58% YoY.

Lebih lanjut, untuk batu bara, Setianto mengatakan bahwa komoditas unggulan tersebut masih menunjukkan tren peningkatan bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu, yaitu naik 63,59% YoY, dari US$ 199,7/mt menjadi US$ 326,6/mt pada Oktober 2022.

Minyak mentah juga menunjukkan tren peningkatan secara bulanan, yakni naik 2,39% MtM, serta secara kalender tahunan sebesar 10,07% YoY. Secara umum, nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2022 mencapai US$ 24,81 miliar atau naik 0,13% MtM dibandingkan September 2022.

Jika dilihat secara total, ekspor pada September 2022 secara bulanan tercatat sebesar US$ 24,78 miliar kemudian di Oktober alami peningkatan US$ 24,81 miliar atau naik 0,13%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi