BPS: Inflasi rendah bukan karena daya beli turun



JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Agustus 2015 yang sebesar 0,39% adalah inflasi terendah sejak 2007. Inflasi ini bila dibanding Juli 2015 pun lebih rendah.

Misalnya, pada 2010 inflasi Agustus tercatat 0,76%, 2011 sebesar 0,93%, 2012 sebesar 0,95%, 2012 sebesar 1,12%, dan 2014 sebesar 0,47%. Kepala BPS Suryamin mengatakan inflasi yang rendah pada Agustus 2015 bukan disebabkan daya beli masyarakat yang turun.

"Yah sebagian besar karena setelah Lebaran (sehingga inflasi turun). Karena di sini terjadi deflasi pada transportasi," ujarnya, Selasa (1/9).


BPS mencatat kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan deflasi sebesar 0,58%. Ini karena tarif angkutan transportasi mengalami penurunan setelah lewat arus balik Lebaran. Bahkan, "Yang naik pesawat bulan ini (Juli 2015) tertinggi sejak Januari 2010. Buktinya yang naik pesawat mencapai 6,4 juta," terangnya.

Pengaruh rupiah terhadap kenaikan harga dan menurunkan daya beli, Suryamin bilang rupiah tentu akan berdampak pada komoditi yang masih diimpor. Contohnya mie. Ini lantaran gandum pembuat mie masih diperoleh Indonesia dari impor.

Berdasarkan data BPS, harga mie mengalami kenaikan harga rata-rata pada Agustus 2015 sebesar 1,39% dengan andil inflasi 0,02. "Kenaikan dolar atau penurunan rupiah kalau bisa diantisipasi produk dalam negeri mudah-mudahan tidak berbahaya," lanjut Suryamin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia