BPS: Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,88%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Stratistik (BPS) melaporkan pada Juli 2019 terjadi inflasi sebesar 0,31% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 138,59. Dari 82 kota IHK, 55 kota mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,88% dengan IHK sebesar 148,33 dan terendah terjadi di Makassar sebesar 0,01% dengan IHK sebesar 139,39.

Sementara deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,55% dengan IHK sebesar 158,34 dan terendah terjadi di Gorontalo sebesar 0,02% dengan IHK sebesar 132,42.


Kepala BPS Suhariyanto mengatakan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,80%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,24%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,14%,

Selanjutnya kelompok sandang sebesar 0,70%, kelompok kesehatan sebesar 0,18%, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,92%. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,36%.

Asal tahu saja, secara keseluruhan tingkat inflasi sepanjang Januari-Juli 2019 sebesar 2,36%. Sementara, tingkat inflasi Juli 2019 terhadap Juli 2018 atau year on year (yoy) sebesar 3,32%.

Sedangkan, inflasi inti pada Juli 2019 mengalami inflasi sebesar 0,33%. Tingkat inflasi inti sepanjang Januari-Juli sebesar 1,89% dan tingkat inflasi komponen inti yoy 3,18%.

“Sejauh ini baik inflasi Juli 2019 baik secara mom atau yoy masih dalam batas terjaga,” kata Suhariyanto,  Kamis (1/8).

Suhariyanto berharap, tingkat inflasi dapat terus terjaga di bawah target pemerintah. Hanya saja, ada dua bulan yang harus diantisipasi, yakni Oktober dan Desember.

Pada Desember, Suhariyanto menambahkan patut berjaga karena ada momentum liburan sekolah, Natal dan Tahun Baru. Sementara waspada di bulan Oktober, diramal karena dampak dari musim kemarau yang diperkirakan masih berlanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .