BPS: Kenaikan Harga BBM Non Subsidi Tak Berdampak Signifikan Pada Inflasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi naik pada 1 September 2023. Dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS) yang bersumber dari Pertamina, kenaikan harga BBM non subsidi pada bulan lalu terjadi di jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. 

Adapun BBM jenis Pertamax naik antara Rp 800 hingga Rp 900 rupiah per liter. Kemudian jenis Pertamax Turbo naik antara Rp 1.300 hingga Rp 1.500 per liter. 

Sedangkan jenis Dexlite naik Rp 2.300 hingga Rp 2.500 per liter dan jenis Pertamina Dex naik Rp 2.400 hingga Rp 2.900 per liter. 


Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar mengungkapkan, dampak penyesuaian harga BBM non subsidi tidak signifikan pada inflasi September 2023. 

Baca Juga: BPS Beberkan Dampak Rambatan Kenaikan Harga BBM Bersubsidi 2022 Terhadap Inflasi

Terpantau, inflasi September 2023 sebesar 2,28% YoY. Dampak kenaikan harga BBM non subsidi hanya memberi andil sekitar 0,06%. 

"Dampak penyesuaian harga BBM pada bulan ini lebih kecil, bila dibandingkan dengan kenaikan harga BBM pada September 2022 lalu," terang Amalia dalam konferensi pers, Senin (2/10). 

Ia menjelaskan, ini karena BBM non subsidi biasanya dikonsumsi oleh rumah tangga menengah atas terutama untuk transportasi pribadi.

Berbeda dengan BBM bersubsidi yang dikonsumsi oleh masyarakat bawah dan juga dunia usaha. 

"Dengan demikian, transmisi dari kenaikan harga BBM non subsidi relatif terbatas. Karena hanya dirasakan oleh kelompok masyarakat tertentu, tidak ada dampak lanjutan ke pelaku usaha," ungkapnya. 

Baca Juga: Beras Jadi Komoditas Penyumbang Inflasi Terbesar Pada September 2023

Nah justru, pada bulan September 2023 ini yang memberi andil terbesar pada kenaikan harga adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. 

Kelompok tersebut mencatat inflasi sebesar 4,17% YoY dengan andil sebesar 1,08%, sehubungan dengan kenaikan harga beras akibat fenomena kekeringan panjang atau El-Nino. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi