JAKARTA. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan memandang, kenaikan harga beras yang terjadi sepanjang Januari 2010 cukup luar biasa. BPS mencatat itu secara khusus di 66 kota untuk semua jenis beras yang beredar di indonesia. Rusman mengatakan, BPS membagi beras ke dalam dua golongan: beras umum dan beras untuk harga rendah. Untuk yang kedua ini biasanya dikonsumsi oleh masyarakat golongan bawah. Pada Januari, beras untuk umum berada pada kisaran Rp 7.482 per kilogram. Harga itu naik 7,83% dibandingkan dengan Desember 2009 yang hanya Rp 6.938 per kilogram. Adapun beras murah dari sebelumnya Rp 5.604 pada Desember meningkat 8,45% menjadi Rp 6.078 per kilogram. Menurut Rusman, secara nasional memang terjadi surplus beras. Tapi, kalau dilihat sisi lainnya, yakni segi waktu pengelolaan raskin dan distribusi tidak pas. "Bisa terjadi lonjakan harga di beberapa simpul," sambungnya.Kenaikan harga beras itu, tambah Rusman, tidak terlepas dari meningkatnya harga gabah. Pada kualitas gabah kering giling (GKG) dan gabah kering panen (GKP) terjadi lonjakan antara 10,07% hingga 13,04% ditingkat petani. Sedangkan di penggilingan antara 9,71% sampai 13,08%. "Ini merupakan yang tertinggi sejak delapan bulan terakhir," ungkapnya.Menurut Rusman dampak psikologis dinaikannya harga pembelian pemerintah (HPP) beras pada 1 Januari lalu turut memberikan sumbangsih. "Petani belum menikmati HPP baru karena belum ada panen, sehingga terjadi kenaikan pada harga beras," jelasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BPS: Kenaikan Harga Beras Luar Biasa
JAKARTA. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan memandang, kenaikan harga beras yang terjadi sepanjang Januari 2010 cukup luar biasa. BPS mencatat itu secara khusus di 66 kota untuk semua jenis beras yang beredar di indonesia. Rusman mengatakan, BPS membagi beras ke dalam dua golongan: beras umum dan beras untuk harga rendah. Untuk yang kedua ini biasanya dikonsumsi oleh masyarakat golongan bawah. Pada Januari, beras untuk umum berada pada kisaran Rp 7.482 per kilogram. Harga itu naik 7,83% dibandingkan dengan Desember 2009 yang hanya Rp 6.938 per kilogram. Adapun beras murah dari sebelumnya Rp 5.604 pada Desember meningkat 8,45% menjadi Rp 6.078 per kilogram. Menurut Rusman, secara nasional memang terjadi surplus beras. Tapi, kalau dilihat sisi lainnya, yakni segi waktu pengelolaan raskin dan distribusi tidak pas. "Bisa terjadi lonjakan harga di beberapa simpul," sambungnya.Kenaikan harga beras itu, tambah Rusman, tidak terlepas dari meningkatnya harga gabah. Pada kualitas gabah kering giling (GKG) dan gabah kering panen (GKP) terjadi lonjakan antara 10,07% hingga 13,04% ditingkat petani. Sedangkan di penggilingan antara 9,71% sampai 13,08%. "Ini merupakan yang tertinggi sejak delapan bulan terakhir," ungkapnya.Menurut Rusman dampak psikologis dinaikannya harga pembelian pemerintah (HPP) beras pada 1 Januari lalu turut memberikan sumbangsih. "Petani belum menikmati HPP baru karena belum ada panen, sehingga terjadi kenaikan pada harga beras," jelasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News