BPS memperkirakan November ini terjadi inflasi



BANDUNG. Berbeda dengan bulan Oktober yang terjadi deflasi, pada November ini Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan akan terjadi inflasi. Berdasarkan pemantauan BPS selama empat minggu pertama di bulan November, terjadi kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok. Djamal, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS mengatakan BPS telah mengumpulkan data perkembangan harga komoditas dalam empat bulan pertama di bulan November. Hasilnya, "Beberapa harga komoditas seperti beras, cabai merah dan cabai merah naik. Sehingga, kalau tidak ada harga-harga yang punya peran besar untuk menarik ke bawah, kemungkinan (November) terjadi inflasi," ungkapnya Sabtu (26/11). Ia mencontohkan, dalam empat minggu pertama bulan ini, harga beras naik sekitar 2%. Padahal, dalam penghitungan inflasi, beras memiliki share sebesar 5%. Alhasil, jika harga beras naik, maka akan sangat berpengaruh pada inflasi. Meski begitu, Djamal mengutarakan, jika terjadi inflasi di bulan November, kemungkinan tidak akan sampai 1%, atau bahkan bisa lebih rendah ketimbang November 2010 yang sebesar 0,6%. Alasannya, dari deflasi 0,12% (di Oktober) untuk menjadi inflasi 0,6% itu diperlukan kenaikan yang cukup tinggi. "Kalau menurut dugaan saya, (November) kemungkinan kecil deflasi, tapi untuk inflasi sampai 0,7% - 0,8% rasanya tidak cukup untuk mengangkat ke sana," jelasnya. BPS mencatat, angka inflasi November 2010 sebesar 0,6%, dan pada November 2009 tercatat deflasi 0,03%. Nah, untuk Desember nanti, Djamal memperkirakan angka inflasinya akan lebih tinggi ketimbang November. Alasannya, pada Desember nanti harga beras akan naik lebih tinggi karena panen sudah hampir habis. "(kenaikan harga beras) biasanya di atas 2% karena natal dan tahun baru. Itu pengaruhnya ada meskipun tidak sebesar hari raya Lebaran," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: