KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya penurunan daya beli bagi buruh tani dan buruh bangunan pada Maret 2019. Hal ini ditunjukkan kenaikan upah nominal lebih rendah ketimbang inflasi. Meski demikian, BPS juga mencatat daya beli buruh potong rambut dan pembantu rumah tangga tetap terjaga. BPS merilis upah nominal buruh tani nasional pada Maret 2019 naik sebesar 0,17% yaitu dari Rp 53.781 menjadi Rp 53.873. Kendati naik, kenaikan upah masih di bawah inflasi di pedesaan yang tercatat 0,33%. Hal ini menyebabkan upah riil turun 0,16%. "Ini perlu menjadi perhatian karena mempengaruhi daya beli," jelas Kepala BPS Suhariyanto, Senin (15/4). Upah riil adalah perbandingan antara upah nominal dengan indeks harga konsumen (IHK) alias inflasi. Daya beli buruh bangunan juga mengalami penurunan, dilihat dari turunnya upah riil sebesar 0,10%.
BPS merilis daya beli buruh tani dan bangunan pada Maret 2019 turun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya penurunan daya beli bagi buruh tani dan buruh bangunan pada Maret 2019. Hal ini ditunjukkan kenaikan upah nominal lebih rendah ketimbang inflasi. Meski demikian, BPS juga mencatat daya beli buruh potong rambut dan pembantu rumah tangga tetap terjaga. BPS merilis upah nominal buruh tani nasional pada Maret 2019 naik sebesar 0,17% yaitu dari Rp 53.781 menjadi Rp 53.873. Kendati naik, kenaikan upah masih di bawah inflasi di pedesaan yang tercatat 0,33%. Hal ini menyebabkan upah riil turun 0,16%. "Ini perlu menjadi perhatian karena mempengaruhi daya beli," jelas Kepala BPS Suhariyanto, Senin (15/4). Upah riil adalah perbandingan antara upah nominal dengan indeks harga konsumen (IHK) alias inflasi. Daya beli buruh bangunan juga mengalami penurunan, dilihat dari turunnya upah riil sebesar 0,10%.