JAKARTA. Selama periode Januari hingga November lalu, neraca perdagangan sudah surplus sebesar US$ 18,07 miliar. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan neraca perdagangan akhir tahun 2010 bisa surplus sebesar US$ 20 miliar.Pada November 2010, neraca perdagangan menyumbang surplus sebesar US$ 2,27 miliar. Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan, jika ekspor dan impor bertahan seperti pada November 2010 maka nilai surplus perdagangan bisa mencapai US$ 20 miliar.Dia memaparkan, komposisi neraca perdagangan berasal surplus perdagangan non migas selama Januari-November 2010 sebesar US$ 18,128 miliar. “Sayangnya, kita mengalami defisit secara keseluruhan untuk migas, walaupun tipis sebesar US$ 53,9 miliar,” ucapnya, Senin (3/1).Rusman menilai tipisnya defisit migas itu dikarenakan masih membukukan surplus untuk ekspor dan impor minyak mentah sebesar US$ 1,52 miliar. Tetapi, mengalami defisit yang besar untuk produk (hasil) minyak, seperti bahan bakar minyak. “Memang sebagian BBM kita juga diimpor karena keterbatasan kilang dalam negeri, itu jumlahnya US$ 13,04 miliar. Sedangkan gas alam, LNG, kita membukukan surplus sebesar US$ 11,46 miliar,” terangnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BPS: Neraca perdagangan 2010 bisa surplus US$ 20 miliar
JAKARTA. Selama periode Januari hingga November lalu, neraca perdagangan sudah surplus sebesar US$ 18,07 miliar. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan neraca perdagangan akhir tahun 2010 bisa surplus sebesar US$ 20 miliar.Pada November 2010, neraca perdagangan menyumbang surplus sebesar US$ 2,27 miliar. Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan, jika ekspor dan impor bertahan seperti pada November 2010 maka nilai surplus perdagangan bisa mencapai US$ 20 miliar.Dia memaparkan, komposisi neraca perdagangan berasal surplus perdagangan non migas selama Januari-November 2010 sebesar US$ 18,128 miliar. “Sayangnya, kita mengalami defisit secara keseluruhan untuk migas, walaupun tipis sebesar US$ 53,9 miliar,” ucapnya, Senin (3/1).Rusman menilai tipisnya defisit migas itu dikarenakan masih membukukan surplus untuk ekspor dan impor minyak mentah sebesar US$ 1,52 miliar. Tetapi, mengalami defisit yang besar untuk produk (hasil) minyak, seperti bahan bakar minyak. “Memang sebagian BBM kita juga diimpor karena keterbatasan kilang dalam negeri, itu jumlahnya US$ 13,04 miliar. Sedangkan gas alam, LNG, kita membukukan surplus sebesar US$ 11,46 miliar,” terangnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News