KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada dalam zona positif pada kuartal III-2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian periode Juli-September 2021 tumbuh 3,51% secara tahunan (yoy). Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat Rp 4.325,4 triliun. Kemudian, bila dilihat atas dasar harga konstan (ADHK) tercatat Rp 2.815,9 triliun. Sayangnya, meski berada dalam zona positif, tetapi pertumbuhan ini melambat daru pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021, yang melesat 7,07% yoy.
Berdasarkan komponen pengeluaran, Margo melihat semua komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan positif, meski memang menurun dari pertumbuhan pada kuartal II-2021. “Semua komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan, tertinggi pada impor barang dan jasa dan ekspor barang dan jasa,” ujar Margo, Jumat (5/11). Baca Juga: Meleset dari target, ekonomi Indonesia cuma tumbuh 3,5% di kuartal III-2021 Dia memerinci, komponen konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2021 tumbuh 1,03% yoy. Kenaikan ini lebih rendah dari pertumbuhan pada kuartal II-2021 yang mencapai 5,96% yoy. Nah, mengingat kontribusi konsumsi rumah tangga pada pertumbuhan ekonomi sangat besar, Margo bilang, perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini tentu akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi pada kuartal ketiga pun hanya tumbuh 3,74% yoy. Lagi-lagi melambat bila dibandingkan dengan kuartal II-2021 yang mencapai 7,54% yoy. Kemudian, komponen konsumsi pemerintah tercatat tumbuh 0,66% yoy, jauh lebih rendah dari pertumbuhan kuartal II-2021 yang pada waktu itu mencapai 8,03% yoy. Sementara komponen ekspor badang dan jasa melesat 29,16% yoy. Pertumbuhan ini didorong oleh lonjakan ekspor barang seiring dengan perekonomian sebagian besar negara mitra dagang utama Indonesia yang mengalami peningkatan. Baca Juga: Dampak tapering hanya sesaat, investor asing bakal kembali ke pasar SBN