JAKARTA. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), rupanya pada kuartal III 2013 kemarin, para pelaku bisnis lebih optimis menjalankan usahanya dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Menurut BPS, optimisme pelaku usaha itu terlihat dari naiknya indeks tendensi bisnis (ITK) yang telah diukur pada kuartal III menjadi 106,12. Padahal pada kuartal II lalu, nilai ITK hanya sebesar 103,88. Kepala BPS Suryamin menjelaskan kenaikan tingkat optimisme itu terjadi di berbagai sektor ekonomi, dimana yang mengalami peningkatan terbesar berada di sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 110,6. “Optimisme ini dipengaruhi juga oleh peningkatan pendapatan usaha, penggunaan kapasitas produksi, dan rata-rata jumlah jam kerja,” ujar Suryamin, Rabu (6/11). Adapun sektor ekonomi yang tingkat optimismenya paling rendah berada di sektor industri pengolahan atau manufaktur dengan nilai 104,10. Sementara untuk sektor komunikasi dan pengangkutan nilainya sebesar 108,33, sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan nilainya 106,46, sektor konstruksi 105,44, sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan sebesar 105,27, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 104,97, dan sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 103,4.
BPS: Optimisme pebisnis di kuartal IV lebih rendah
JAKARTA. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), rupanya pada kuartal III 2013 kemarin, para pelaku bisnis lebih optimis menjalankan usahanya dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Menurut BPS, optimisme pelaku usaha itu terlihat dari naiknya indeks tendensi bisnis (ITK) yang telah diukur pada kuartal III menjadi 106,12. Padahal pada kuartal II lalu, nilai ITK hanya sebesar 103,88. Kepala BPS Suryamin menjelaskan kenaikan tingkat optimisme itu terjadi di berbagai sektor ekonomi, dimana yang mengalami peningkatan terbesar berada di sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 110,6. “Optimisme ini dipengaruhi juga oleh peningkatan pendapatan usaha, penggunaan kapasitas produksi, dan rata-rata jumlah jam kerja,” ujar Suryamin, Rabu (6/11). Adapun sektor ekonomi yang tingkat optimismenya paling rendah berada di sektor industri pengolahan atau manufaktur dengan nilai 104,10. Sementara untuk sektor komunikasi dan pengangkutan nilainya sebesar 108,33, sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan nilainya 106,46, sektor konstruksi 105,44, sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan sebesar 105,27, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 104,97, dan sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 103,4.