KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut. Hal ini dibuktikan dari perekonomian kuartal I-2022 yang tumbuh sebesar 5,01%. Sementara indikator lainnya adalah, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Februari 2022 sebesar 5,83% atau turun sebesar 0,66% dibandingkan dengan Agustus 2021 yang mencapai 6,49%. Pada Februari 2022, sektor pertanian juga menyerap tenaga kerja sebanyak 3,51 juta orang atau lebih banyak jika dibandingkan pada Agustus 2021. Pemulihan ekonomi yang terus berlanjut juga ditandai dengan inflasi inti yang menguat pada periode Januari hingga Maret 2022 sebesar 1,03, mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat terus membaik.
Pada Maret 2022 juga terjadi panen raya dan produksi padi nasional yang meningkat sebesar 5,02 juta ton dibandingkan dengan periode September 2021.
Baca Juga: Neraca Perdagangan Semester I-2022 Surplus US$ 24,89 Miliar, Tertinggi dalam Sejarah Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan, meski tren pemulihan ekonomi terus berlanjut, namun Indonesia dibayang-bayangi oleh kenaikan harga komoditas yang bisa berdampak kepada daya beli masyarakat atau bertambahnya beban pengeluaran masyarakat. "Di tengah membaiknya ekonomi, dari berbagai indikator tadi, kita dihadapkan atau dibayang-bayangi oleh kenaikan oleh harga-harga sejumlah komoditas, dan ini menunjukkan tren yang terus berlanjut hingga bulan Juni," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam siaran pers yang dipantau secara daring, Jumat (15/7). Margo mengatakan, tekanan kenaikan harga komoditas yang dikonsumsi masyarakat terlihat dari Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) pada Maret 2022 lebih tinggi dibandingkan September 2021. Kenaikan harga-harga tersebut dapat berdampak pada bertambahnya beban pengeluaran masyarakat. Secara rinci, IHK di perkotaan pada Maret 2022 adalah sebesar 2,64%, atau lebih tinggi dari IKH di perkotaan pada periode September 2021 yang hanya 1,60%. Adapun komoditas penyumbang perubahan IHK pada Maret 2022 adalah minyak goreng , bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan Udara, rokok kretek filter, serta ikan segar.
Baca Juga: BPS: Disparitas Kemiskinan di Perkotaan dan Perdesaan Masih Tinggi Sementara perkembangan harga di tingkat pedesaan, digambarkan dengan IKRT pada Maret 2022 yang sebesar 2,54%, atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan September 2021 yang hanya 2,14%. Sama dengan yang di perkotaan, lagi-lagi minyak goreng menjadi komoditas penyumbang perubahan IKRT pada Maret 2022. Kemudian disusul komoditas lain seperti rokok kretek filter, rokok kretek, beras, dan gula pasir. "Di satu sisi pemulihan ekonomi terus berlanjut, tapi di satu sisi, saat ini kita dihadapi oleh tantangan baru akibat krisis pangan dan energi secara global. Ini sudah mulai terasa dampaknya kepada masyarakat, baik di perkotaan maupun di perdesaan," kata Margo. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi