KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Komoditas bawang putih turut menyumbang deflasi 0,04% pada Mei 2025, sehingga turut membuat harga pangan tertekan dan menyebabkan deflasi 0,37%. Meski begitu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa volume impor bawang putih Indonesia sudah melandai alias mengalami penurunan selama periode Januari hingga April 2025. 

Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, impor komoditas ini menurun baik dari sisi volume maupun nilai. 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyampaikan, selama empat bulan pertama tahun 2025, total volume impor bawang putih tercatat sebesar 82.600 ton, dengan nilai mencapai US$ 114,8 juta.

Tips Menabung Aman, Menguntungkan, dan Fleksibel di Bank Digital Bunga Tinggi

Baca Juga: BPS: Tingkat Hunian Hotel Bintang Naik di Bulan April 2025, Bali dan Sumbar Tertinggi

“Impor bawang putih periode Januari hingga April 2025 adalah sebesar 82,6 ribu ton dengan nilai US$ 114,8 juta,” ujar Pudji dalam konferensi pers, Senin (2/6).

Pudji melanjutkan, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024, volume impor bawang putih mengalami penurunan sebesar 14,05%. Dari sisi nilai impor, juga tercatat penurunan sebesar 8,45% secara tahunan (year-on-year).

Penurunan ini bisa menjadi indikasi adanya peningkatan produksi dalam negeri, atau penyesuaian kebutuhan konsumsi, serta perubahan pola impor oleh pelaku usaha dalam merespons dinamika harga dan stok di pasar domestik.

Baca Juga: BPS Catat Kunjungan Wisman dan Wisnus Meningkat Tajam pada April 2025

Namun, Pudji tidak merinci negara asal utama impor bawang putih selama periode tersebut. Sebelumnya, Tiongkok dikenal sebagai pemasok utama bawang putih ke Indonesia.

Sebagai informasi, Komoditas utama penyumbang deflasi di kelompok pangan adalah Cabai merah dan cabai rawit, masing-masing menyumbang deflasi sebesar 0,12%. Lainnya adalah bawang merah (0,09%), Ikan segar (0,05%), Bawang putih (0,04%), dan daging ayam ras (0,01%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News