KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, dari 38 Provinsi di Indonesia, sebanyak 34 Provinsi mengalami inflasi pada April 2024. Artinya hanya 4 provinsi saja yang mengalami deflasi. Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, inflasi tertinggi sebesar 1,20% terjadi di Provinsi Papua dan Papua Tengah. “Sementara itu, deflasi terdalam terjadi di Sumatra barat sebesar 0,30%,” tutur Amalia dalam konferensi pers, Kamis (2/5).
Adapun jika dilihat berdasarkan wilayahnya, inflasi di wilayah Sumatra dengan inflasi tertinggi terjadi di Kepulauan Babel sebesar 0,54%. Sementara deflasi terdalam terjadi di Sumatra Barat sebesar 0,30%.
Baca Juga: BPS Catat Inflasi April 2024 Melandai Jadi 0,25% Secara Bulanan Kemudian, di wilayah Kalimantan, inflasi tertinggi terjadi di Kalimantan Tengah sebesar 0,73%, dan deflasi terdalam terjadi di Kalimantan Utara sebesar 0,39%. Di wilayah Sulawesi inflasi tertinggi terjadi di Gorontalo sebesar 0,57%, dan deflasi terdalam terjadi di Sulawesi Barat sebesar 0,27%. Wilayah Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Banten sebesar 0,41%, dan deflasi terdalam terjadi di Yogyakarta sebesar 0,09%. Wilayah Bali Nusra, inflasi tertinggi terjadi di Bali sebesar 0,32%, dan inflasi terendah terjadi di Nusa Tenggara Barat sebesar 0,06%. Terakhir, di wilayah Maluku Papua inflasi tertinggi terjadi di Papua dan papua tengah sebesar 1,20%, dan inflasi terendah terjadi di Papua Barat sebesar 0,17%.
Baca Juga: BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Begini Dampaknya Terhadap Kinerja Reksadana Untuk diketahui, BPS mencatat, inflasi pada April 2024 sebesar 0,25% secara bulanan atau
month on month (MoM), atau lebih rendah bila dibandingkan dengan kondisi inflasi pada Maret 2024 yang sebesar 0,52% MoM.
Terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,13 pada Maret 2024 menjadi 106,40 pada April 2024. Sementara itu, secara tahunan terjadi inflasi 3,00% atau
year on year (YoY). Sedangkan inflasi secara tahun kalender (Maret 2024 terhadap Desember 2023) mencapai 1,19%%
year to date (YtD).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli