KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, angka prevalensi kekurangan konsumsi pangan (prevalence of undernourishment/PoU) pada 2018 sebesar 7,95%. Angka ini sejalan dengan angka kemiskinan di Indonesia, yang saat ini hanya sekitar 9,62%. "Artinya ada 7,95% orang Indonesia yang rawan pangan," kata Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS, Gantjang Amannullah kepada Kontan, Rabu (6/11). Gantjang mengatakan, kekurangan konsumsi pangan yang dimaksud adalah kekurangan asupan kalori dengan batasan MDER (Minimum Dietary Energy Requirements). Mulai dari kekurangan sedikit sampai dengan banyak (kelaparan) dikategorikan (termasuk) prevalens. Selain itu persentase PoU dipengaruhi oleh budaya dan adat istiadat serta keadaan anggota rumah tangga.
BPS sebut 7,95% masyarakat Indonesia rawan pangan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, angka prevalensi kekurangan konsumsi pangan (prevalence of undernourishment/PoU) pada 2018 sebesar 7,95%. Angka ini sejalan dengan angka kemiskinan di Indonesia, yang saat ini hanya sekitar 9,62%. "Artinya ada 7,95% orang Indonesia yang rawan pangan," kata Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS, Gantjang Amannullah kepada Kontan, Rabu (6/11). Gantjang mengatakan, kekurangan konsumsi pangan yang dimaksud adalah kekurangan asupan kalori dengan batasan MDER (Minimum Dietary Energy Requirements). Mulai dari kekurangan sedikit sampai dengan banyak (kelaparan) dikategorikan (termasuk) prevalens. Selain itu persentase PoU dipengaruhi oleh budaya dan adat istiadat serta keadaan anggota rumah tangga.