JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) tengah bersiap untuk menggelar sensus ekonomi di 2016. Sensus tersebut berdasarkan Undang-undang No. 16 Tahun 1997 yang mengamanatkan sensus ekonomi digelar 10 tahun sekali. Ada 9 sektor yang menjadi target sensus, yakni pertambangan, industri, listrik, gas dan air bersih (LGA), konstruksi, perdagangan, restoran, komunikasi, keuangan dan jasa-jasa. Kepala BPS Suryamin menilai hasil sensus akan menjadi basis data ekonomi yang bisa menjadi sumbangsih besar untuk Produk Domestik Bruto (PDB). "Kita mendata berapa jumlah pelaku ekonomi, penyebarannya, penyerapan tenaga kerjanya, hingga nilai tambah dan teknologi yang digunakan," ujarnya di Gedung BPS Provinsi DKI Jakarta, Kamis (27/3). Pelaku ekonomi yang akan disensus mencakup seluruh skala usaha, dari mulai pebisnis kelas besar, kecil, menengah, mikro, dan rumah tangga. Data juga mencatat lengkap nama, alamat, serta karakteristik dan penyebaran usaha. Suryamin menegaskan karyawan BPS kini tengah dalam pelatihan intens dan akan siap di akhir 2015. Terkait anggaran untuk sensus ekonomi tersebut, Suryamin belum bisa merinci lebih jauh. Namun, dana yang dialokasikan takkan jauh berbeda dari bujet sensus lainnya, seperti sensus penduduk dan sensus pertanian. "Sensus pertanian kan anggaran rutin BPS Rp 4 triliun, sekitar itu," pungkasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BPS siap lakukan sensus ekonomi tahun 2016
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) tengah bersiap untuk menggelar sensus ekonomi di 2016. Sensus tersebut berdasarkan Undang-undang No. 16 Tahun 1997 yang mengamanatkan sensus ekonomi digelar 10 tahun sekali. Ada 9 sektor yang menjadi target sensus, yakni pertambangan, industri, listrik, gas dan air bersih (LGA), konstruksi, perdagangan, restoran, komunikasi, keuangan dan jasa-jasa. Kepala BPS Suryamin menilai hasil sensus akan menjadi basis data ekonomi yang bisa menjadi sumbangsih besar untuk Produk Domestik Bruto (PDB). "Kita mendata berapa jumlah pelaku ekonomi, penyebarannya, penyerapan tenaga kerjanya, hingga nilai tambah dan teknologi yang digunakan," ujarnya di Gedung BPS Provinsi DKI Jakarta, Kamis (27/3). Pelaku ekonomi yang akan disensus mencakup seluruh skala usaha, dari mulai pebisnis kelas besar, kecil, menengah, mikro, dan rumah tangga. Data juga mencatat lengkap nama, alamat, serta karakteristik dan penyebaran usaha. Suryamin menegaskan karyawan BPS kini tengah dalam pelatihan intens dan akan siap di akhir 2015. Terkait anggaran untuk sensus ekonomi tersebut, Suryamin belum bisa merinci lebih jauh. Namun, dana yang dialokasikan takkan jauh berbeda dari bujet sensus lainnya, seperti sensus penduduk dan sensus pertanian. "Sensus pertanian kan anggaran rutin BPS Rp 4 triliun, sekitar itu," pungkasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News