BPS: Tidak impor sapi pun tidak menjadi masalah



JAKARTA. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rusman Heriawan menegaskan bahwa sebenarnya jika pemerintah tidak mengimpor sapi untuk kebutuhan daging dalam negeri tidak menjadikan persoalan. Pasalnya sumber daya sapi dalam negeri terbilang sudah mencukupi.

"Suplai sapi dalam negeri bisa diartikan mencapai 90%. Ini tingkat konsumsi yang aman tidak akan terjadi kekacauan jika daging sapi tidak ada," katanya di kantor Presiden, Kamis (7/7).

Merujuk hasil perhitungan sementara sensus ternak, BPS mencatat jumlah sapi potong ada 14,43 juta, kerbau ada 1,27 juta, dan sapi perah ada 574 ribu. Sehingga berdasarkan jumlah itu, potensi menghasilkan dari sekitar 16,3 juta. "Berdasarkan hitungan ini menambah keyakinan soal swasembada," katanya.


Menurut Rusman, jika diartikan swasembada itu mampu memenuhi kebutuhan sendiri 100%. Indonesia saat ini sudah 90% dan tinggal 10%. Meski demikian, Rusman mengungkapkan dalam jangka pendek masih perlu mendatangkan sapi dari luar negeri. "Ini untuk memenuhi 10% tersebut," katanya.

Ia pun menyinggung dengan langkah pemerintah Australia yang akhirnya membuka pintu impor sapi kembali. Sebenarnya dalam jangka pede justru merugikan lantaran suplai dari dalam negeri akan berkurang diserap pasar.

Dirinya memastikan bahwa kalau dilihat secara data bahwa kemampuan dalam negeri memenuhi kebutuhan daging sangat bisa. Terlebih tingkat konsumsi daging masyarakat yang relatif sedikit yakni kurang dari 2 kilo per orang dalam satu tahunnya.

Hal yang menjadi kendala saat ini soal distribusi yakni mempertemukan suplai daging dengan pembeli. "Ini yang masih menjadi kendala soal distribusinya," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.