JAYAPURA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) terus menjaring nasabah mikro hingga pelosok Tanah Air. Salah satunya dengan memperbanyak agen layanan perbankan tanpa kantor alias branchless banking. Direktur Utama Bank BRI, Asmawi Syam menyatakan, BRI menargetkan dapat menjaring sekitar 50.000 agen branchless banking pada tahun ini. Adapun layanan yang diberi nama BRILink tersebut saat ini sudah merekrut 24.713 agen dengan nilai transaksi sebesar Rp 7,8 triliun. Nah, lewat perekrutan 50.000 agen, manajemen bank pelat merah ini berharap nilai transaksi branchless tumbuh menjadi Rp 22,4 triliun sepanjang tahun 2015. Bagi bank, memperbanyak agen branchless lebih menguntungkan karena ongkosnya lebih murah ketimbang membuka kantor baru.
Asal tahu saja, jumlah kantor cabang BRI kini tercatat 10.200 kantor. Asmawi menggambarkan, biaya yang harus dikeluarkan bank jika membuka satu kantor kas minimal sebesar Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar. Lalu, setiap kantor kas membutuhkan paling tidak tiga orang bankir. Nah, dengan asumsi membuka 50.000 kantor, BRI butuh sekitar 150.000 orang bankir. Padahal, melalui layanan branchless, BRI bisa merekrut para ibu rumahtangga sebagai "teller" dan tak perlu mendirikan kantor. Agen BRILink ini bisa melayani pelbagai layanan perbankan, mulai dari transfer dana, pembelian pulsa listrik maupun pulsa telepon, termasuk menabung. Persiapkan satelit Meski branchless banking BRI baru dimulai 14 bulan lalu dan resmi beroperasi Rabu lalu (25/3), layanan tersebut mendapat respons positif dari masyarakat. Di BRI Jayapura, transaksi branchless tumbuh 64% dalam sebulan terakhir. BRI di Jayapura sudah menjaring 450 agen, dengan jumlah volume transaksi 88.037 kali bernilai Rp 18,2 miliar.