Brasil anggarkan US$ 360 juta untuk vaksin virus corona dari AstraZeneca



KONTAN.CO.ID - BRASILIA. Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengeluarkan keputusan untuk menyisihkan 1,9 miliar reais setara US$ 356 juta untuk membeli vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan oleh AstraZeneca PLC dan peneliti Universitas Oxford.

Penjabat Menteri Kesehatan Brasil Jenderal Eduardo Pazuello mengatakan, vaksin itu bisa tersedia untuk warga Brasil pada bulan Desember 2020 atau Januari 2021 mendatang.

Baca Juga: Inilah 7 kandidat vaksin virus corona yang perkembangannya paling maju


Pazuello menyebut, vaksin dari AstraZeneca merupakan yang "paling menjanjikan di dunia" untuk melawan virus corona.

"Januari adalah taruhan terbaik. Vaksin adalah solusi untuk mengakhiri pandemi," kata Pazuello dalam obrolan langsung mingguan Bolsonaro di Facebook.

Vaksin yang berasal dari AstraZeneca dipandang sebagai yang terdepan dalam perlombaan global untuk memberikan vaksin yang efektif terhadap virus corona. Kamis (6/8), pembuat obat Inggris ini telah membuat kesepakatan untuk memproduksi vaksin di China.

Pazuello mengatakan, Brasil pada awalnya akan menerima 100 juta dosis, yang akan memungkinkan vaksinasi setengah populasi negara itu, dan kemudian memproduksi vaksin tersebut secara lokal.

Bolsonaro, yang telah berulang kali meminimalkan gawatnya pandemi, kembali mengatakan kerusakan tambahan dari pengangguran yang meluas yang disebabkan oleh penguncian yang diberlakukan oleh gubernur dan walikota di sejumlah negara bagian, lebih buruk daripada virus itu sendiri.

Namun, jumlah kematian akibat virus corona di Brasil kini sudah mendekati 100.000 kematian, terbanyak di kawasan Amerika Latin. Selain itu, Brasil menjadi negara dengan kasus paling banyak di dunia setelah Amerika Serikat.

Baca Juga: AstraZeneca siap beli obat kanker Daiichi US$ 6 miliar

Kementerian kesehatan melaporkan, ada 53.139 kasus baru yang dikonfirmasi dan 1.237 kematian dalam 24 jam terakhir pada Kamis (6/8).

Brasil telah mendaftarkan hampir 3 juta kasus yang dikonfirmasi sejak pandemi dimulai, sementara jumlah kematian resmi telah meningkat menjadi lebih dari 98.000, menurut data kementerian.

Editor: Anna Suci Perwitasari