BRAU akan buyback obligasi US$ 950 juta



JAKARTA. Setelah sekian lama merencanakan restrukturisasi utang obligasi, akhirnya PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) memilih menutup utang dengan penawaran tender kepada pemegang obligasi (bondholder).

BRAU akan membeli tunai atas guaranteed senior secured notes terbitan Berau Capital Resources Pte Ltd senilai US$ 450 juta, dengan bunga 12,5%. Jatuh tempo obligasi ini pada Juli 2015 lalu, sehingga saat itu BRAU sudah gagal bayar.

BRAU juga akan tender offer Guaranted Senior Secured Notes yang diterbitkan perseroan senilai US$ 500 juta. Obligasi itu berbunga 7,25% dan jatuh tempo 2017.


Edy Santoso, Direktur BRAU, mengatakan, penawaran tender digelar mulai 24 November hingga 16 Desember 2015. "Tujuannya memperbaiki struktur keuangan perseroan," jelas Edy dalam keterangan resmi, kemarin.

Ia tak menyebut nilai pembelian obligasi dan sumber dana BRAU untuk penawaran tender itu.

Komisaris Utama BRAU Gandi Sulistiyanto dan manajemen BRAU belum bisa dimintai konfirmasi. Sebelumnya, PT Sinarmas Multiartha Tbk (SMMA) hendak menginjeksi US$ 150 juta ke induk BRAU, yakni Asia Coal Energy Ventures (ACE).

Pinjaman tersebut bagian restrukturisasi obligasi BRAU senilai US$ 950 juta. Sejak diakuisisi oleh Sinarmas, BRAU sempat mengajukan proposal restrukturisasi utang dengan merilis obligasi baru. Belakangan, pinjaman SMMA ke BRAU dibatalkan.

Pasalnya, ada gugatan dari Raiffeisen Bank International AG (RBI). RBI mengajukan gugatan ke pengadilan di British Virgin Islands dalam upaya melikuidasi ACE yang menguasai 85% saham di BRAU. ACE dianggap mengingkari pembelian pinjaman US$ 120 juta yang diteken pada Mei lalu.

RBI mengklaim telah memenuhi semua kewajiban dan melepas saham Asia Resource Minerals Plc (ARMS) kepada ACE. RBI pun sudah menyediakan sertifikat transfer utang ke ACE. Tapi pembayaran tak kunjung dilakukan.

Meski SMMA batal menyuntik US$ 150 juta, Grup Sinarmas disebut-sebut akan mendukung restrukturisasi obligasi anak usaha BRAU. Salah satu skemanya adalah dengan injeksi kas dari anak usahanya di Singapura, Golden Energy and Resources (GEAR).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie